Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi 84 GW PLTS Apung, Kapan Dimanfaatkan?

Merujuk data Kementerian ESDM, potensi PLTS apung mampu memberikan listrik hingga 89 gigawatt (GW) tersebar di berbagai wilayah.
Foto udara proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Bisnis/Rachman
Foto udara proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Gaung kesuksesan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) apung di Waduk Cirata masih terasa hingga kini. Bagaimana dengan potensi PLTS apung lainnya?

Merujuk data Kementerian ESDM, potensi PLTS apung mampu memberikan listrik hingga 89 gigawatt (GW) tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Mada Ayu Habsari mengatakan Indonesia punya potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai PLTS Apung, setidaknya dengan melihat jumlah danau dan waduk yang ada. 

Hanya saja, menurutnya, tantangan pengembangan PLTS apung adalah pemanfaatannya hanya 5% dari luasan permukaan waduk, untuk memastikan kelestarian biota dan ekosistem tetap terjaga.

“Harga juga lebih mahal karena teknologi floater, sehingga per megawatt peak (MWp) lebih mahal,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (19/2/2025).

Sebagai ilustrasi, harga pengembangan PLTS atas berkisar US$1,5 juta per MWp, sementara di darat berkisar US$700 per MWp. Mada menjelaskan, selain soal teknologi, biaya logistik juga berpengaruh. Dengan begitu, bisa saja harga konstruksi PLTS apung Cirata dan PLTS apung di daerah lain berbeda. 

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, potensi dari permukaan waduk milik Kementerian PU untuk pemasangan PLTS terapung mencapai 89,37 GW, yang tersebar di 293 lokasi. Dari jumlah itu, 257 lokasi dengan potensi 14,7 GW merupakan properti milik Kementerian PU.

Di sisi lain, dalam laporan Wood Mackenzie bertajuk What to look for in APeC renewable energy in 2025, kawasan Asia Pasifik di luar China akan mendominasi pengembangan proyek PLTS apung dalam kurun 2025 - 2033. Setidaknya, dari kawasan ini berkontribusi sebesar 70% dari kapasitas PLTS apung global.

Adapun Indonesia, menjadi negara Asean terbesar yang memiliki potensi PLTS apung. Dengan dukungan pemerintah, pengembangan PLTS apung di Indonesia diperkirakan mencapai 14 GWp hingga 2033. 

Sebelumnya, dalam laporan IESR bertajuk Indonesia Solar Energy Outlook 2025, PLTS apung akan mempelopori implementasi tenaga surya skala utilitas. Dengan demikian, panduan teknis harus segera ditetapkan, terutama untuk bendungan/waduk yang tidak dikerjakan PLN. 

Terpisah, Managing Director Energy Shift Institute Putra Adhiguna mengatakan potensi besar yang dimiliki Indonesia, akan percuma apabila tidak dikembangkan. Selain Indonesia, India juga memiliki potensi PLTS apung. Bedanya, lanjut Putra, India memanfaatkan potensi yang ada. 

“Saya sering bilang, kita bangga punya PLTS apung Cirata, tetapi asal tahu saja, India menghasilkan kapasitas PLTS Cirata setiap 4 hari sekali,” ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper