Bisnis.com, JAKARTA — Praktik pembangunan berkelanjutan tengah meningkat di Australia dalam beberapa tahun terakhir.
Chief Impact Officer Green Building Council of Australia (GBCA) Jorge Chapa mengatakan sepanjang tahun 2024 lebih dari 1.000 bangunan dan kawasan mendapatkan sertifikasi hijau dan keberlanjutan. Peningkatan sertifikasi mencerminkan perubahan besar dalam sektor poperti di Indonesia.
“Pengembang, perancang, pemilik, dan investor menganggap keberlanjutan bukan sebagai kewajiban namun sebagai peluang untuk memberikan hasil yang lebih baik bagi manusia dan planet ini,” ujarnya dalam laporan dikutip Selasa (4/2/2025).
Dia menuturkan volume pengajuan sertifikasi keberlanjutan meningkat dua kali lipat pada 2024 dibandingkan tahun 2023 dimana dengan lebih dari 120 pengajuan proyek dan lebih dari 150 pertanyaan diterima dalam periode 3 bulan saja.
“Lonjakan ini menyoroti semakin besarnya pengakuan terhadap praktik berkelanjutan sebagai pendorong mendasar efisiensi energi, pengurangan emisi, dan kelayakan hidup,” katanya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah telah menjadi pendorong utama transformasi ini. Strategi net zero emission (NZE) dalam kebijakan pemerintah menetapkan tolok ukur baru dengan mewajibkan standar hijau dan keberlanjutan di seluruh gedung. Hal ini dapat memacu penerapan praktik berkelanjutan di Australia.
Baca Juga
“Mereka tidak hanya menetapkan ekspektasi tinggi terhadap pembangunan publik namun juga meningkatkan standar proyek-proyek sektor swasta, mendorong inovasi dan mempercepat transisi kita menuju bangunan net zero.” ucapnya.
Dia menilai sektor properti di Australia terus berinovasi dalam mengatasi upaya tantangan iklim. Kendati demikian, pihaknya tak menampik masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam memastikan setiap bangunan dan kawasan berkontribusi terhadap masa depan yang berketahanan dan positif terhadap iklim.
CEO One Global Capital Iwan Sunito berpendapat kota Sydney Australia telah menerapkan desain dan pengembangan kawasan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah Australia untuk mencapai NZE pada 2050.
Rencana tersebut didasarkan pada kebijakan yang ada, dan akan dipandu oleh lima prinsip yang akan memastikan peralihan Australia ke net zero economy tidak akan mengancam industri, wilayah, atau pekerjaan yang sudah ada sebelumnya.
Pihaknya pun juga telah menerapkan prinsip hijau dan keberlanjutan. Hal itu dilakukan dengan konsep yang menyatu dengan alam, penggunaan material berbahan dasar kayu dan bisa daur ulang, ruang tamu yang luas dengan sirkulasi udara maksimal serta keberadaan pintu kaca besar yang memungkinkan sinar matahari dapat menyinari secara alami sehingga mengurangi konsumsi listrik.