Bisnis.com, JAKARTA – Aliansi Perbankan Nol Emisi atau Net-Zero Banking Alliance (NZBA) kembali kehilangan anggota elitnya. Kali ini, giliran Morgan Stanley yang mengumumkan hengkang dari aliansi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu.
Keluarnya Morgan Stanley dari NZBA diumumkan pada Kamis (2/1/2025) sebagaimana dilaporkan Bloomberg. Beberapa hari sebelumnya, Citigroup Inc. dan Bank of America Corp. juga mengumumkan bahwa mereka keluar dari keanggotaan NZBA.
Gelombang keluarnya bank-bank investasi terkemuka dari NZBA terjadi di tengah tekanan hukum dan politik yang memanas di Amerika Serikat. Partai Republik menuding sejumlah lembaga finansial melanggar aturan antimonopoli karena membatasi pembiayaan untuk sektor energi fosil.
Puncaknya adalah ketika negara bagian Texas melancarkan tuntutan kepada BlackRock Inc., Vanguard Group Inc. dan State Street Corp. pada November 2024. Perusahaan-perusahaan ini dinilai telah mengganggu pasokan batu bara karena karena aturan investasi ramah lingkungan yang mereka terapkan.
Beberapa bank besar lain yang telah mengumumkan pengunduran diri dari NZBA mencakup Goldman Sachs Group Inc. dan Wells Fargo & Co. Meski tak lagi menyandang status anggota, semua bank tersebut menegaskan tetap berkomitmen pada target emisi nol bersih mereka sendiri, serta mendukung klien untuk mengurangi jejak karbon mereka.
Lantas, apa sebenarnya NZBA ini?
Baca Juga
Mengutip situs resminya, NZBA merupakan sebuah koalisi sektor perbankan yang berkomitmen menyelaraskan penyaluran pinjaman dan investasi dengan upaya global mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Koalisi ini beranggotakan 142 bank terkemuka dari 44 negara dengan total aset kelolaan sebesar US$64 triliun.
Selain itu, bank yang secara sukarela bergabung dengan NZBA memiliki kewajiban untuk mengikuti target emisi nol bersih pada 2050.
Beberapa bank asal Asia Pasifik yang bergabung dengan NZBA mencakup DBS Bank Ltd. dari Singapura, Sumitomo Mitsui Financial dan Sumitomo Mitsui Trust dari Jepang, hingga Maybank dari Malaysia. Tidak ada entitas perbankan asal Indonesia yang tercatat dalam keanggotaan NZBA hingga awal Januari 2025.
NZBA sebelumnya merupakan bagian dari kelompok industri keuangan yang terafiliasi dengan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ). Namun, pada akhir 2024, GFANZ mengubah cara kerjanya. Mekanisme GFANZ kini memungkinkan lembaga keuangan untuk menggunakan panduan dan dukungan tanpa menjadi anggota aliansi sektoral.
Gelombang mundur dari NZBA ini mengikuti pola serupa di sektor keuangan lainnya. Pada 2023, terjadi gelombang eksodus besar-besaran di koalisi asuransi akibat ancaman litigasi.
Pada 2022, koalisi serupa di kalangan manajer aset juga kehilangan anggota pentingnya, termasuk Vanguard Group, pengelola aset terbesar kedua di dunia, yang diikuti oleh beberapa perusahaan investasi lainnya.
GFANZ, yang dibentuk lebih dari tiga tahun lalu menjelang konferensi iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, awalnya bertujuan meningkatkan jumlah lembaga keuangan yang berkomitmen pada nol emisi serta memfasilitasi diskusi industri terkait tantangan transisi rendah karbon.
Dalam pernyataan terbaru, GFANZ menyebut telah mencapai tujuan awal untuk membangun fondasi sistem keuangan yang mampu mendanai transisi rendah karbon.
Untuk berhasil dalam transisi ekonomi ini, GFANZ menekankan perlunya mempercepat kebijakan publik, pengembangan teknologi, serta menjembatani tiga kesenjangan utama: data, aksi, dan investasi.
GFANZ kini fokus pada upaya menutup kesenjangan investasi untuk membuka peluang lebih dari US$5 triliun per tahun, seiring modernisasi sistem energi dan pergeseran ekonomi ke jalur rendah karbon dalam dekade mendatang.