Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) resmi mengganti namanya menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Penggantian nama ini diputuskan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin, 18 November 2024. Selain mengganti nama, para pemegang saham juga menyetujui pembagian dividen interim sebesar-besarnya US$2,6 miliar atau sekitar Rp41,7 triliun.
Manajemen sebelumnya menjelaskan pergantian nama ini menjadi salah satu langkah ADRO untuk memperkenalkan identitas baru sebagai entitas induk yang akan lebih fokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan. Adaro Minerals dan Adaro Green bakal menjadi pilar utama bisnis tersebut.
ADRO menjelaskan nama "Alam" merepresentasikan perusahaan yang mengolah kekayaan alam Indonesia dari tiga elemen utama, yaitu tanah, air, dan udara, dengan mengedepankan tanggung jawab dan inovasi berkelanjutan.
Perubahan nama dan fokus perusahaan induk Adaro diiringi pula dengan keputusan perusahaan untuk memisahkan atau spin-off sektor bisnis batu bara termal PT Adaro Andalan Indonesia (AADI).
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir mengatakan perusahaan tengah mengupayakan ekspansi strategis dan diversifikasi di segmen nonpertambangan batu bara. Hal ini bertujuan untuk menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan mencapai target untuk menghasilkan sekitar 50% pendapatan dari bisnis nonbatu bara termal paling lambat pada 2030.
Baca Juga
“Kami berpandangan bahwa langkah ini efektif untuk memaksimalkan kinerja PT Adaro Andalan Indonesia dan pilar bisnis nonbatu bara termal karena dapat memungkinkan masing-masing perusahaan untuk berfokus pada pengembangan kekuatan inti serta terus memanfaatkan sumber daya dan potensinya,” kata Garibaldi pada Oktober 2024.
Sebagaimana diketahui, AADI saat ini tengah dalam proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). AADI melepas sebanyak 778,6 juta saham, atau setara 10% dari total saham dicatatkan perseroan. Berdasarkan keterangan dari laman e-ipo, AADI akan menawarkan sebanyak 7,78 juta lot saham ke investor.
Tahap book building telah berlangsung pada 12 November 2024 hingga 18 November 2024 dengan harga penawaran di rentang Rp4.590-Rp5.900 per saham. Dengan demikian, nilai IPO ini berpotensi mencapai Rp3,57 triliun hingga Rp4,59 triliun.
Dalam prospektusnya, Adaro Andalan Indonesia menjelaskan memproduksi batu bara melalui anak usaha seperti PT Adaro Indonesia, PT Mustika Indah Permai, dan Balangan Coal. Untuk tambang Adaro Indonesia (AI), AADI menjelaskan AI telah memulai produksi komersial sejak Oktober 1992.
Total cadangan yang dimiliki AI mencapai 642 juta ton, dengan sumber daya mencapai 3,39 miliar ton pada akhir Juni 2024.
Per 30 Juni 2024, produksi batu bara AI mencapai 25,69 juta ton, naik 3% dari 24,98 juta ton pada periode yang sama tahun 2023. Pendapatan usaha dari AI ini mencapai US$2,14 miliar sampai 30 Juni 2024, dan mencapai US$4,92 miliar sepanjang tahun 2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.