Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan Chase & Co. tengah mengembangkan layanan baru untuk menokenkan kredit karbon dan bermitra dengan tiga perusahaan karbon dalam uji coba awal.
Kinexys, unit blockchain bank AS, bekerja sama dengan S&P Global Commodity Insights, EcoRegistry, dan International Carbon Registry untuk menguji aplikasi baru yang akan menokenkan kredit yang terdaftar dalam sistem registri yang diawasi oleh tiga perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut akan menjajaki teknologi blockchain dapat diterapkan pada aktivitas rutin seperti melacak kepemilikan kredit dari penerbitan hingga penarikan.
Adapun tokenisasi telah menjadi tren yang berkembang di Wall Street karena para bankir dan pengelola keuangan dari BlackRock Inc. hingga Deutsche Bank AG mencari cara yang lebih efisien untuk memproses dan menyelesaikan perdagangan. Token digital yang mewakili kepemilikan aset dunia nyata termasuk saham dan surat utang negara dimana dalam hal ini kredit karbon dapat dengan mudah diidentifikasi dan diperdagangkan.
Kepala Penasihat Sumber Daya Alam JP Morgan Payments mengatakan penerapan teknik tokenisasi di pasar karbon akan menuai manfaat karena pasar tersebut menghadapi berbagai tantangan, termasuk inefisiensi dan kurangnya standarisasi, transparansi, dan fragmentasi pasar.
Ekosistem karbon tokenisasi tunggal di mana kredit dapat dipindahkan dengan mudah antara penjual dan pembeli dapat berkontribusi untuk mengatasi tantangan ini.
“Pasar karbon sukarela sudah siap untuk inovasi. Tokenisasi dapat mendukung pengembangan sistem yang dapat dioperasikan secara global yang menambah kepercayaan pada integritas infrastruktur yang mendasarinya. Teknologi ini dapat mendukung informasi yang lebih besar dan transparansi harga, yang pada akhirnya dapat menghasilkan likuiditas yang lebih besar di pasar,” ujarna dilansir Bloomberg, Kamis (3/7/2025).
Baca Juga
Kredit karbon mewakili satu ton emisi karbon dioksida (CO2 )yang telah dihilangkan dari atau tidak ditambahkan ke atmosfer, yang biasanya dihasilkan dari proyek kehutanan atau energi terbarukan. Kredit yang ditokenisasi akan menjadi versi digital dari kompensasi karbon yang diterbitkan pada blockchain.
Meskipun pasar karbon disebut-sebut oleh sebagian pihak sebagai cara utama untuk melindungi alam dan mendorong aliran keuangan ke negara-negara berkembang dari pasar maju, namun pasar ini juga telah tercemar oleh tuduhan greenwashing dan pengungkapan proyek-proyek tertentu gagalmemenuhi janji pengurangan emisi.
Kendati memiliki tantangan, namun terdapat komitmen yang semakin kuat dari pemerintah dan pemodal untuk mendukung pasar. JP Morgan, yang telah membiayai proyek-proyek karbon dan membeli kredit penghapusan karbon, telah menyatakan menjadi bank karbon pilihan.
JP Morgan menilai karbon merupakan aset yang siap seiring dengan menguatnya infrastruktur pasar dan berlanjutnya inovasi. Namun, jika salah satu dari faktor tersebut gagal terwujud, maka diperkirkan akan terjadi penurunan kepercayaan dan permintaan di pasar.
Adapun menokenisasi kredit karbon menimbulkan kekhawatiran integritas pasar khususnya seputar risiko penghitungan ganda atau transaksi kredit yang telah dihentikan.