Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UNDP: Percepatan Energi Terbarukan Bisa Entaskan 193 Juta Orang dari Kemiskinan Ekstrem

Penghematan kumulatif dari percepatan energi terbarukan diperkirakan mencapai US$20 triliun menurut studi UNDP
Teknisi melakukan pemeriksaan instalasi panel surya di salah satu gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Abdurachman
Teknisi melakukan pemeriksaan instalasi panel surya di salah satu gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Studi baru dari United Nations Development Programme (UNDP), Pardee Institute dari University of Denver, dan Octopus Energy yang dirilis hari ini, Rabu (2/7/2025) memperlihatkan bahwa target energi terbarukan yang sejalan dengan kebijakan pembangunan dan investasi yang tepat dapat menghasilkan manfaat finansial yang signifikan, mulai dari efisiensi energi hingga pengentasan kemiskinan.

Langkah tersebut berpotensi menghasilkan penghematan kumulatif sebesar US$20 triliun di sektor energi, meningkatkan PDB global hingga 21%, dan menambah pendapatan per kapita rata-rata sebesar US$6.000 pada 2060 dibandingkan dengan skenario bisnis seperti biasa.

Meskipun manfaat pembangunan dari energi terbarukan dan efisiensi energi telah banyak diakui, sejauh mana keduanya memberikan keuntungan terukur ketika dikombinasikan dengan kebijakan yang lebih luas masih jarang dikaji. Studi ini memberikan penilaian spesifik terhadap target iklim nasional negara-negara dalam kerangka Paris Agreement, atau Nationally Determined Contributions (NDC). Untuk mengukur manfaatnya, studi ini mensimulasikan tiga skenario dan membandingkan hasilnya.

Dalam skenario pertama (Skenario Dasar), perekonomian dunia tetap mengacu pada praktik bisnis seperti biasa dan tanpa peningkatan ambisi. Di skenario ini, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil diasumsikan masih tinggi hingga 2060, yakni mencakup lebih dari 50% produksi energi primer.

“Jalur ini tidak berkelanjutan dan mendorong pemanasan global menuju 2,6 derajat Celsius dan mengancam pencapaian akses energi, pendidikan, air bersih, sanitasi, dan gizi dan dengan risiko ratusan juta orang kembali jatuh ke kemiskinan ekstrem,” tulis siaran pers laporan tersebut, Rabu (2/7/2025).

Kemudian terdapat skenario kedua yang melihat dampak jika transisi energi terbarukan dipercepat sesuai keputusan global stocktake pertama. Keputusan itu menyerukan kenaikan kapasitas energi terbarukan sebesar tiga kali lipat, efisiensi energi naik dua kali lipat dan pemakaian bahan bakar fosil dihapus secara bertahap.

Dalam skenario ini, ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil turun drastis hingga hanya 12% pada 2060. Skenario ini diperkirakan akan mencegah kenaikan suhu rata-rata global di ambang batas 2 derajat Celsius.

Adapun dalam skenario ketiga di mana adopsi energi terbarukan dan target pembangunan dipercepat, aspek investasi dan kebijakan sistemik yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) diikutsertakan.

Dibandingkan dengan jalur bisnis seperti biasa, skenario ini diperkirakan akan memberikan akses listrik dan bahan bakar bersih secara universal, mengentaskan 193 juta orang dari kemiskinan ekstrem dan mencegah malnutrisi bagi 142 juta orang. Skenario ini juga menambah jumlah orang dengan akses air bersih serta sanitasi sebesar 550 juta.

Mengaitkan target energi terbarukan dengan kebijakan pembangunan yang mendukung juga menghadirkan manfaat finansial besar. Skenario ketiga diperkirakan dapat menghasilkan penghematan kumulatif sebesar US$20,4 triliun, dengan US$8,9 triliun berasal dari efisiensi energi dan US$11,5 triliun dari biaya energi terbarukan yang lebih rendah.

“Dunia saat ini menghadapi tantangan ganda, bagaimana meningkatkan kesejahteraan manusia sembari mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil,” kata Cassie Flynn, Direktur Global Perubahan Iklim UNDP.

Flynn mengatakan studi ini menunjukkan bahwa masa depan energi bersih bukan sekadar kemungkinan, tetapi merupakan pilihan jika ambisi energi terbarukan dimasukkan dalam rencana iklim yang terhubung dengan kebijakan pembangunan inklusif.

“Energi terbarukan adalah peluang untuk menghadirkan listrik bagi ratusan juta orang, meningkatkan kehidupan dan mendorong pertumbuhan. Studi ini memperlihatkan energi bersih dapat membuka potensi yang terlalu lama terhambat,” ujar Greg Jackson, Pendiri Octopus Energy. 

Investasi energi bersih diperkirakan mencapai rekor US$2,2 triliun pada 2025, melampaui bahan bakar fosil untuk tahun kedua berturut-turut. Kapasitas energi terbarukan kini mencapai 4.448 gigawatt (GW), menyumbang lebih dari 90% dari penambahan kapasitas baru. Kemajuan teknologi di bidang surya, angin, dan penyimpanan energi turut mendorong pergeseran ini.

Namun, bahan bakar fosil masih mendominasi dan menyuplai lebih dari 70% pasokan energi global. Pada 2024, permintaan energi global bahkan tumbuh sebesar 2,2%.

Meskipun pertumbuhan ini dipimpin oleh energi terbarukan, bahan bakar fosil tetap menyumbang 54% dari kenaikan tersebut. Sementara itu, perbaikan efisiensi energi justru melambat, hanya tumbuh 1% atau setengah dari kecepatan dekade sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper