Bisnis.com, JAKARTA — Analisis dari Bloomberg Intelligence memperlihatkan bahwa aktivitas daur ulang pada perusahaan komponen energi terbarukan dapat membuat harga bahan baku terjaga dan mengurangi dampak tekanan regulasi dan tarif. Aktivitas daur ulang yang efektif bakal mengurangi paparan risiko dalam rantai pasok dan berpotensi mengerek laba.
“Daur ulang bahan baku bernilai tinggi membantu produsen panel surya mengurangi jejak karbon modul surya, memperkuat rantai pasok dan mengurangi risiko dari adanya tarif,” tulis Analis ESG Bloomberg Intelligence Grace Osborne, Jumat (20/6/2025).
Bloomberg Intelligence mencatat bahwa harga bahan baku panel surya yang diproduksi di luar China cenderung lebih mahal hingga lima kali lipat sejak 2022, meski harga polysilicon telah turun 90% sejak level puncaknya di tahun tersebut.
Dengan memakai bahan baku hasil daur ulang, para produsen bisa mengurangi risiko terpapar harga volatil tersebut, terutama dari komponen-komponen yang harganya lebih mahal karena implementasi tarif seperti produk Hanwha, JinkoSolar, dan Canadian Solar.
Di sisi lain, regulasi bagi produksi panel surya juga cenderung makin ketat. Sebagai contoh, Uni Eropa kini memberlakukan aturan yang mewajibkan 85% bahan baku panel surya berasal dari proses pengumpulan dan 80% hasil daur ulang.
Dari analisis yang dilakukan Bloomberg Intelligence, terlihat bahwa perusahaan komponen energi terbarukan asal Kanada Enphase memiliki tingkat daur ulang yang mencapai 100%. Kemudian disusul Canadian Solar dengan tingkat daur ulang 94%.
Baca Juga
Canadian Solar juga bekerja sama dengan Solarcycle di AS, SunR di Brasil, serta PV Cycle di Italia dan Polandia guna memenuhi regulasi Uni Eropa. Secara total, Canadian Solar telah mendaur ulang 4.103 modul surya pada 2024.
Sementara itu, First Solar mencapai rata-rata global pemulihan material modul sebesar 95% pada bahan semikonduktornya. Perusahaan tersebut bisa mendaur ulang komponen semikonduktor hingga 41 kali dan dan menargetkan seluruh material hasil daur ulang dapat dimasukkan kembali ke rantai pasok panel surya.
Untuk sektor energi angin, Siemens Energy memimpin dengan tingkat daur ulang sebesar 87%. Anak usahanya, Siemens Gamesa, memperkenalkan bilah turbin angin pertama yang sepenuhnya dapat didaur ulang pada 2021. Mereka menggunakan fiberglass daur ulang untuk memproduksi bilah turbin proyek Greater Changhua 2b dan 4 milik Ørsted.