Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup terus memantau kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Jika terdeteksi penurunan kualitas, maka kementerian segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan verifikasi di lapangan.
Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Kementerian Lingkungan Hidup Edward Nixon Pakpahan mengatakan pemantauan dilakukan melalui 110 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang tersebar di berbagai lokasi. Jika data menunjukkan penurunan signifikan, maka verifikasi langsung akan dilakukan bersama pihak daerah.
“Jika salah satu dari 110 SPKUA menunjukkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dalam kategori tidak sehat, maka KLH atau BPLH akan langsung menghubungi penanggung jawabnya, mereka harus menjelaskan apa yang terjadi di sana,” ujarnya dilansir Antara, Kamis (19/6/2025).
Jika kondisi itu berlangsung selama dua hari, maka koordinasi naik ke tingkat pemimpin pengelola SPKUA. Apabila memburuk hingga hari ketiga, maka pemanggilan resmi akan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
Dia menyebut bahwa publik dapat melakukan pemantauan melalui ISPU.net yang dikelola oleh KLH untuk memastikan kondisi kualitas udara di wilayah masing-masing.
Pengawasan dari publik tersebut menjadi salah satu bagian penting dalam kerja sama para pemangku kepentingan untuk terus menekan potensi polusi udara di Jabodetabek.
Baca Juga
"Artinya, semua harus bekerja sama. Karena apa? Kita hidup di dalam satu bumi yang sama, menghirup udara yang sama," ujarnya.
KLH sendiri dalam beberapa waktu terakhir terus melakukan pengawasan terhadap kawasan industri terutama yang menggunakan bahan bakar batu bara, mengingat wilayah Jabodetabek memiliki sekitar 4.000 cerobong asap.
Menurut hasil kajian, emisi industri, terutama yang berbahan bakar batu bara menyumbang sekitar 14 persen polutan penyebab penurunan kualitas udara Jabodetabek.