Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KLH Pantau Kualitas Udara dari 110 Stasiun Jabodetabek

Pemantauan dilakukan melalui 110 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang tersebar di berbagai lokasi.
Hasil pembakaran pembangkit batu bara merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar di Asia Tenggara./Bloomberg-Krisztian Bocsi
Hasil pembakaran pembangkit batu bara merupakan salah satu sumber emisi karbon terbesar di Asia Tenggara./Bloomberg-Krisztian Bocsi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup terus memantau kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Jika terdeteksi penurunan kualitas, maka kementerian segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan verifikasi di lapangan.

Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Kementerian Lingkungan Hidup Edward Nixon Pakpahan mengatakan pemantauan dilakukan melalui 110 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang tersebar di berbagai lokasi. Jika data menunjukkan penurunan signifikan, maka verifikasi langsung akan dilakukan bersama pihak daerah.

“Jika salah satu dari 110 SPKUA menunjukkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dalam kategori tidak sehat, maka KLH atau BPLH akan langsung menghubungi penanggung jawabnya, mereka harus menjelaskan apa yang terjadi di sana,” ujarnya dilansir Antara, Kamis (19/6/2025). 

Jika kondisi itu berlangsung selama dua hari, maka koordinasi naik ke tingkat pemimpin pengelola SPKUA. Apabila memburuk hingga hari ketiga, maka pemanggilan resmi akan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup

Dia menyebut bahwa publik dapat melakukan pemantauan melalui ISPU.net yang dikelola oleh KLH untuk memastikan kondisi kualitas udara di wilayah masing-masing.

Pengawasan dari publik tersebut menjadi salah satu bagian penting dalam kerja sama para pemangku kepentingan untuk terus menekan potensi polusi udara di Jabodetabek.

"Artinya, semua harus bekerja sama. Karena apa? Kita hidup di dalam satu bumi yang sama, menghirup udara yang sama," ujarnya.

KLH sendiri dalam beberapa waktu terakhir terus melakukan pengawasan terhadap kawasan industri terutama yang menggunakan bahan bakar batu bara, mengingat wilayah Jabodetabek memiliki sekitar 4.000 cerobong asap.

Menurut hasil kajian, emisi industri, terutama yang berbahan bakar batu bara menyumbang sekitar 14 persen polutan penyebab penurunan kualitas udara Jabodetabek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper