Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha kelapa sawit melakukan sejumlah langkah mitigasi sebagai komitmen dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Wakil Ketua Umum II Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susanto mengatakan seluruh anggota Gapki telah siap dalam menghadapi musim kemarau 2025.
"Perusahaan sawit di bawah komando Gapki telah melaksanakan mitigasi dan menyiapkan langkah konkret dalam menghadapi potensi karhutla termasuk di wilayah Sumatra Selatan yang menjadi salah satu area rawan," ujarnya dilansir Antara, Rabu (28/5/2025).
Adapun sebanyak 752 perusahaan yang menjadi anggota Gapki wajib mematuhi regulasi yang berlaku dan memastikan seluruh sumber daya, personel dan peralatan agar selalu dalam kondisi siap.
Gapki juga aktif merangkul multipihak berbasis landscape, dengan melibatkan perusahaan sawit, lembaga pemerintah dan badan yang terkait serta melibatkan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA).
Gaplo juga melakukan standardisasi sumber daya manusia melalui pelatihan dan sertifikasi.
Baca Juga
Pencegahan karhutla lainnya yakni dengan melakukan modifikasi cuaca serta memetakan area rawan titik api dan memastikan ketersediaan sumber air di area tersebut.
"Gapki tidak hanya berfokus pada produksi, namun berkomitmen penuh dan patuh terhadap prinsip keberlanjutan, khususnya perlindungan sosial dan lingkungan di sekitar area operasional," kata Susanto.
Sementara itu Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menilai Gapki memiliki peran yang besar dalam memastikan para pelaku industri kelapa sawit menjalankan standar operasional yang tinggi sejalan dengan praktik-praktik berkelanjutan. Hal inj menjadi corong dalam pengendalian karhutla.
Pemerintah berkomitmen dalam dalam mendorong seluruh pengusaha industri sawit di Indonesia untuk bergabung menjadi anggota Gapki.
"Kami akan terus mendorong setiap perusahaan sawit wajib menjadi anggota Gapki. Karena ke depan, salah satu syarat mendapatkan sertifikat proper adalah menjadi anggota Gapki," ucapnya.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mendorong perusahaan sawit yang ada di provinsi tersebut untuk segera bergabung dengan Gapki Karena dari 277 perusahaan, baru 77 yang terdaftar sebagai anggota Gapki Sumsel.