Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang dan UNDP Kolaborasi Petakan Potensi Karbon Biru Asean

Kawasan Asia Tenggara memegang peranan kunci sebagai penyedia 60% cadangan karbon biru pesisir tropis dunia
Duta Besar Jepang untuk Asean Kiya Masahiko dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura dalam peluncuran proyek Asean Blue Carbon and Finance Profiling (ABFC) di Jakarta, Selasa (21/5/2025)./Bisnis-Iim F. Timorria
Duta Besar Jepang untuk Asean Kiya Masahiko dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura dalam peluncuran proyek Asean Blue Carbon and Finance Profiling (ABFC) di Jakarta, Selasa (21/5/2025)./Bisnis-Iim F. Timorria

Bisnis.com, JAKARTA — Program Pembangunan PBB atau UN Development Program (UNDP) bakal memetakan potensi karbon biru (blue carbon) negara-negara Asean, serta profil pembiayaannya dalam proyek Asean Blue Carbon and Finance Profiling (ABFC).

Proyek yang didukung pemerintah Jepang ini bertujuan untuk menghitung potensi dan kapasitas penyerapan karbon dari ekosistem perairan di 11 negara Asia Tenggara, seperti pada padang lamun (seagrass), hutan bakau dan lahan gambut.

Duta Besar Jepang untuk Asean Kiya Masahiko mengemukakan hasil riset dan pemetaan dalam ABCF bakal membuka jalan untuk mengetahui potensi penyerapan karbon biru di Asean, termasuk kebutuhan pendanaan untuk mencapai target penurunan emisi.

“Jika potensi dimanfaatkan dengan baik, Anda bisa mendapatkan pendanaan dari penjualan kredit pengurangan emisi,” kata Kiya kepada wartawan setelah peluncuran proyek tersebut, Rabu (21/5/2025).

Namun dia menggarisbawahi bahwa inisiatif ABCF tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga pada lingkungan dan kebermanfaatannya bagi masyarakat.

“Ini bukan hanya baik untuk bisnis, tetapi juga baik untuk lingkungan, baik dalam mengatasi perubahan iklim, dan baik untuk masyarakat lokal. Semua komunitas pesisir bisa merasakan manfaatnya, termasuk perempuan,” tambahnya.

Dubes Kiya menyampaikan ekosistem karbon biru memainkan peran penting sebagai penyerap karbon yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Karena itu, pelestariannya sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekologi dan keanekaragaman hayati.

Sementara itu, pembiayaan biru akan menawarkan solusi keuangan inovatif untuk mendukung ekosistem-ekosistem karbon biru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Proyek ABFC akan melibatkan lebih dari 20 ahli serta 50 lembaga akademik dan riset dari seluruh ASEAN yang akan bekerja sama menyusun berbagai pendekatan dalam mengukur karbon biru.

Jaringan mereka terhubung dengan pemangku kepentingan lainnya, termasuk dari Jepang, dan telah diundang untuk tampil di Expo Osaka akhir tahun ini.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Asean untuk Komunitas Ekonomi Satvinder Singh mengatakan hutan mangrove, padang lamun, dan lahan basah pesisir, menyimpan sekitar 7,5 miliar metrik ton karbon secara global. Kawasan Asia Tenggara  sendiri menyumbang lebih dari 60% cadangan karbon biru pesisir tropis dunia.

Tanpa perlindungan dan pembiayaan strategis, Singh berpandangan dunia berisiko kehilangan salah satu sekutu alam paling kuat dalam memerangi perubahan iklim. Sehingga, penyeimbangan pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan menjadi makin penting.

“Proyek ABCF ini memberikan peluang nyata untuk menyelaraskan jalur pembangunan kita ke arah yang menghargai integritas ekologi, mendukung ketahanan iklim, dan memberdayakan masyarakat lokal sembari mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata dia, dikutip dari Antara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper