Bisnis.com, JAKARTA — Sektor pertanian Uni Eropa diperkirakan mengalami kerugian rata-rata hingga 28,3 miliar euro atau sekitar US$31,9 miliar setiap tahunnya karena cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim. Nilai ini setara dengan 6% dari produksi pertanian dan peternakan Uni Eropa.
Analisis yang didukung oleh Komisi Eropa, Bank Investasi Eropa (EIB) dan broker asuransi Hoden itu menunjukkan bahwa mayoritas kerugian berasal dari aset yang tidak dilindungi asuransi. Hanya sekitar 20–30% dari total kerugian terkait iklim yang diderita petani dijamin oleh dana publik, swasta maupun sistem asuransi.
“Kita harus melakukan sesuatu untuk menjamin risiko kerugian yang tidak terlindungi," kata komisioner pertanian UE Christophe Hansen, dikutip dari Reuters, Rabu (21/5/2025). Dia juga mendesak negara-negara Uni Eropa memakai subsidi pertanian mereka untuk menangkal risiko iklim.
Pertanian Eropa merupakan salah satu sektor yang paling terdampak perubahan iklim, melalui fenomena kekeringan dan curah hujan tinggi. Sektor ini juga menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca yang tinggi melalui pelepasan metana, polusi dari pupuk dan penggunaan air skala industri yang tinggi.
Pada saat yang sama, kelompok lobi berpengaruh di sektor pertanian telah menargetkan agenda lingkungan Uni Eropa. Kelompok telah melalukan aksi protes selama berbulan-bulan dengan tuntutan pelemahan kebijakan lingkungan.
Komisi Eropa sendiri pekan lalu mengumumkan serangkaian rencana untuk memperlonggar aspek lingkungan dalam subsidi pertanian. Lembaga eksekutif ini juga mengusulkan penerbitan regulasi untuk mempercepat penyaluran dana darurat bagi petani terdampak bencana alam.
Baca Juga
Rata-rata kerugian akibat perubahan iklim yang diderita petani diperkirakan naik 66% pada 2050 jika langkah intervensi tidak ditempuh. Saat ini, kekeringan menjadi penyebab lebih dari setengah kerugian sektor pertanian.
Analisis tersebut menyebutkan bahwa Eropa selatan menjadi kawasan yang paling terdampak kekeringan pada 2050. Dalam skenario terburuk, kerugian tahunan di Spanyol dan Italia saja bisa mencapai 20 miliar euro.
EIB mengatakan analisis ini akan menjadi acuan bagi kreditur tersebut dalam mendukung petani, termasuk melalui investasi pada sistem irigasi, penyedian pinjaman dan jaminan bisnis. Berdasarkan pemberitaan Reuters sebelumnya, EIB dikabarkan berencana menambah penyaluran kredit pada proyek pengairan. Hal ini dapat menguntungkan kelompok petani.