Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan atau startup di bidang reforestasi asal Brasil, re.green, memperoleh pendanaan sebesar 80 juta real Brasil atau sekitar Rp231,73 miliar dari bank pembangunan negara BNDES. Dalam kesepakatan tersebut, bank Bradesco turut terlibat sebagai perantara keuangan.
Kesepakatan ini mirip dengan pendanaan senilai 160 juta real yang diperoleh oleh startup Mombak bulan lalu. Saat itu, suntikan dana untuk Mombak menjadi proyek reforestasi pertama yang didukung oleh Dana Iklim Baru Brasil senilai 10 miliar real. Pendanaan iklim tersebut diluncurkan pada pada 2023 untuk membiayai proyek-proyek terkait iklim.
Suntikan dana untuk re.green terjadi di tengah perkembangan baru pasar karbon Brasil, tetapi telah menarik perhatian yang cukup besar. Beberapa investor ternama seperti Bradesco dan Santander tercatat telah terlibat dalam pendanaan, termasuk menjadi perantara bagi Mombak.
Reuters melaporkan bahwa beberapa startup restorasi hutan mengeluhkan sulitnya akses pinjaman untuk menekan biaya modal dan mendukung operasional. Investor masih masih menganggap bahwa sektor ini berisiko tinggi.
“Kami memiliki mantra: mengurangi risiko [de-risking], yaitu bagaimana kami secara bertahap mengurangi ketidakpastian dan membangun kepercayaan pasar,” ujar CEO re.green, Thiago Picolo, dalam wawancara yang dikutip Reuters, Selasa (20/5/2025).
“Dalam kasus kami, ini adalah pencairan dana pertama dari BNDES, dan untuk pertama kalinya juga melibatkan Bradesco. Ini merupakan serangkaian langkah untuk mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kepercayaan, dan mempermudah penggalangan dana,” tambahnya.
Baca Juga
Reforestasi yang ditempuh re.green ditempuh dengan pembelian lahan terdegradasi dari petani dan peternak atau kerja sama penanaman kembali spesies asli di hutan hujan Amazon dan hutan Atlantik pesisir Brasil.
Dengan mengubah lahan rusak menjadi hutan kembali, perusahaan semacam re.green dan Mombak membidik penerbitan kredit karbon yang kemudian dapat dibeli perusahaan untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca mereka.
Startup ini telah menjalin kerja sama dengan Microsoft dalam proyek restorasi hutan dan didukung oleh miliarder Brasil João Moreira Salles, serta manajer aset seperti Dynamo dan Gávea, yang didirikan oleh mantan gubernur bank sentral Brasil, Arminio Fraga.
Pendanaan dari BNDES ini, menurut Kepala BNDES Aloizio Mercadante, menunjukkan bahwa bank pembangunan memiliki alat yang kuat untuk mendorong investasi dalam pemulihan lahan terdegradasi di Brasil.
“Ini menegaskan kekuatan besar dari dana yang disediakan oleh Presiden Luiz Inácio Lula da Silva bagi BNDES untuk secara tegas melawan dampak perubahan iklim di negeri ini,” tambahnya.
Program ini merupakan bagian dari komitmen Brasil sejak 2015 untuk memulihkan 12 juta hektare hutan asli pada 2030. Komitmen ini kembali ditegaskan oleh Presiden Lula pada tahun lalu.