Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi bersih yang memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan di bawah mantan Presiden Joe Biden kini mempertimbangkan untuk meninggalkan AS karena pemerintahan Presiden AS Donald Trump menghentikan pendanaan.
Adapun Direktur Kantor Program Pinjaman di Departemen Energi AS Jigar Shah memilih sekitar 400 perusahaan dengan rencana pengembangan untuk menerima hibah dan pinjaman masing-masing hingga US$100 juta kala Joe Biden menjabat sebagai presiden.
Shah menuturkan sejak pelantikan Donald Trump pada bulan Januari, banyak perusahaan yang diuntungkan oleh program era Biden kini berupaya mengalihkan sebagian atau seluruh bisnis mereka ke luar AS.
Pihaknya telah berbicara dengan para pejabat di Brussels tentang re-domisili perusahaan-perusahaan di Eropa. Sekitar dua pertiga dari bisnis-bisnis tersebut saat ini berkantor pusat di AS. Adapun industri-industri teknologi bersih yang terwakili adalah pembangkit listrik tenaga nuklir, pemasok untuk pompa panas dan baterai, penangkapan dan penyimpanan karbon, dan hidrogen.
Seorang juru bicara DOE mengatakan peninjauan di seluruh departemen sedang dilakukan untuk memastikan semua kegiatan mematuhi hukum, mematuhi perintah pengadilan yang berlaku, dan selaras dengan prioritas pemerintahan Trump.
Bagi Uni Eropa dan Inggris, momen ini merupakan kesempatan sekali seumur hidup untuk menarik perusahaan yang layak di sektor pertumbuhan utama. Setiap perusahaan telah melalui proses seleksi yang sangat sulit untuk mendapatkan akses ke kredit di bawah pemerintahan sebelumnya.
Baca Juga
Hal ini merupakan upaya Trump untuk menghancurkan agenda hijau pendahulunya mungkin akan menjadi berkah bagi negara-negara lain. Benua Eropa telah memperjelas keinginannya untuk menarik banyak ilmuwan dan pakar industri yang telah kehilangan pekerjaan karena pemangkasan anggaran Trump.
Untuk tujuan itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen baru saja meluncurkan paket insentif senilai €500 juta atau setara US$563 juta) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan mengalokasikan tambahan €100 juta.
Direktur Cleantech for Europe Victor van Hoorn menuturkan untuk menarik perusahaan AS, pemerintah Eropa perlu memastikan adanya akses ke pembiayaan dan infrastruktur penting. Pihaknya telah melobi untuk dukungan yang lebih besar bagi industri tersebut. Perusahaan perlu memiliki keyakinan yang cukup bahwa dua unsur utama yakni pembiayaan dan kecepatan.
"Perusahaan ingin tahu apakah mereka memiliki instrumen dukungan publik yang jelas, mudah dipahami, dan cepat dalam pengambilan keputusan," katanya