Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laporan PwC: Hanya 18% Perusahaan Asia Pasifik Verifikasi Target Net Zero

Penelitian PwC Singapore dan NUS Business School mengungkap kenaikan laporan keberlanjutan perusahaan di Asia Pasifik, tetapi verifikasi masih rendah
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (18/8/2024)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian PwC Singapore dan Centre for Governance and  Sustainability (CGS) at the National University of Singapore (NUS) Business School, bertajuk Sustainability Counts III: Sustainability Reporting in Asia Pacific mengungkapkan kemajuan dan tantangan dalam  pelaporan keberlanjutan di kawasan Asia Pasifik.

Meski jumlah perusahaan Asia Pasifik yang telah menetapkan target net zero lebih banyak, hanya 18% yang mendukung ambisi ini dengan target yang diverifikasi oleh inisiatif Science Based Target (SBTi).

“Meskipun terdapat kemajuan signifikan dalam pelaporan keberlanjutan oleh  perusahaan Asia Pasifik, terutama dengan pertumbuhan yang menonjol dalam pelaporan emisi Scope 3, masih ada kesenjangan besar dalam hal verifikasi dan transparansi,” kata Direktur Centre for Governance and Sustainability di NUS Business  School, Lawrence Loh, dikutip dari siaran pers pada Jumat (9/5/2025).

Studi ini mengungkapkan naiknya tingkat pengungkapan emisi Scope 1 dan Scope 2, yang meningkat  dari 80% dari 700 perusahaan pada tahun sebelumnya menjadi 88% dari 650 perusahaan tahun ini untuk kedua area tersebut.

Meskipun tingkat pelaporan emisi Scope 3 tetap lebih rendah, terdapat  peningkatan yang signifikan, naik dari 50% menjadi 63%. Walau terdapat peningkatan, banyak  perusahaan yang masih fokus melaporkan emisi Scope 3 mereka di area yang kurang kompleks,  seperti perjalanan bisnis. 

Penelitian turut mengungkap bahwa 81% dari 650 perusahaan di Asia Pasifik yang diteliti telah mengungkapkan proses mereka dalam mengelola risiko maupun peluang terkait iklim. Persentase ini meningkat dari 74% dari 700 perusahaan dalam laporan tahun sebelumnya.

Selain itu, dari 13 yurisdiksi wilayah yang diteliti, sembilan di antaranya mengalami peningkatan  dalam pelaporan proses pengelolaan risiko dan peluang terkait iklim dibandingkan dengan laporan tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper