Bisnis.com, JAKARTA — Emisi karbon yang dihasilkan perusahaan milik miliarder Jeff Bezos, Amazon.com Inc. meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir pada 2024, imbas dari pembangunan pusat data (data center) dan konsumsi bahan bakar untuk jasa pengiriman.
Dalam laporan keberlanjutannya, perusahaan ritel online terbesar di dunia itu menyatakan telah menghasilkan emisi sebanyak 68,25 juta ton setara karbon pada 2024, naik 6% secara tahunan. Emisi ini naik sepertiga kali dari posisi 2019 ketika perusahaan berkomitmen memangkasnya pada 2040.
Amazon.com dan pesaing-pesaingnya di sektor teknologi kompak mencatatkan lonjakan emisi pada 2024, seiring dengan pesatnya pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang sangat bergantung pada infrastruktur pusat data. Pembangunan fasilitas pusat data sendiri memerlukan material bangunan seperti semen dan baja yang proses produksinya intensif energi dan meninggalkan jejak karbon tinggi.
Di tengah perkembangan ini, lembaga pemantau lingkungan menyatakan keprihatinan karena ledakan pembangunan pusat data AI telah mendorong lonjakan permintaan listrik secara signifikan.
Sejumlah perusahaa bahkan kembali menggunakan listrik berbahan bakar gas dan batu bara untuk mengimbangi kenaikan permintaan ini. Padahal, kedua sumber energi tersebut telah ditinggalkan oleh banyak perusahaan teknologi yang sebelumnya berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dan meniadakan jejak karbon mereka.
Amazon, bersama perusahaan pusat data raksasa lainnya seperti Alphabet Inc., Meta Platforms Inc., dan Microsoft Corp., juga telah menandatangani perjanjian untuk menggunakan energi nuklir bebas karbon dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Juga
Emisi Amazon yang berasal dari pembelian listrik tercatat meningkat 1% pada 2024, kenaikan pertama sejak perusahaan mulai melaporkan angka tersebut pada 2019.
“Kenaikan ini sebagian karena tingginya kebutuhan listrik untuk mendukung teknologi canggih. Hal ini menegaskan pentingnya memperluas sumber energi bebas karbon agar kami dapat terus menyediakan teknologi canggih yang dibutuhkan pelanggan,” tulis Amazon dalam laporan tersebut.