Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hashim Minta Pendapat Bill Gates soal Ambisi RI Bangun Pembangkit Nuklir

Hashim Djojohadikusumo meminta pandangan Bill Gates terkait rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia.
Sejumlah konglomerat Tanah Air terlihat ikut menghadiri pertemuan antara pengusaha dan filantropi Bill Gates dan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025)/Bisnis-Dany Saputra
Sejumlah konglomerat Tanah Air terlihat ikut menghadiri pertemuan antara pengusaha dan filantropi Bill Gates dan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025)/Bisnis-Dany Saputra

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Arsari Group, sekaligus adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap kepada pemilik Gates Foundation, Bill Gates bahwa Indonesia tengah menjajaki pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). 

Hal itu disampaikan Hashim saat ikut menghadiri dialog dengan Presiden Prabowo dan jajarannya, serta pengusaha nasional bersama Bill Gates di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). 

Hashim meminta pendapat Bill soal energi nuklir, lantaran filantropis itu dinilai tertarik pada bidang energi baru dan terbarukan. Dia menyebut, juga telah bertemu dengan Edward Jung, mitra kerja Bill. 

"Saya tahu Anda berinvestasi pada energi nuklir di Wyoming. Anda mungkin tahu bahwa pemerintah kami akan mulai menjajaki program pembangkit listrik tenaga nuklir yang ambisius," ujarnya kepada Bill di Ruang Oval Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/5/2025). 

Hashim bertanya kepada Bill ihwal apa yang akan dilakukannya pada pembangkit listrik tenaga nuklir miliknya. Dia juga bertanya soal pandangannya terhadap solusi berbasis alam dan isu-isu lingkungan.

Atas pertanyaan Hashim, Bill mengaku mulai menyadari perlunya negara-negara untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan biaya rendah untuk bisa berkembang. Di samping itu, dia menyebut juga teredukasi soal perubahan iklim dan harusnya negara-negara mengurangi emisinya hingga level 0. 

Bill lalu menceritakan sejarah berdirinya TerraPower, perusahaan reaktor nuklir generasi keempat miliknya yang berdiri pada 2006. 

Meski demikian, Bill mengaku bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan reaktor nuklir masih tinggi. Dia menyebut, akan sulit memulai desain baru, meski itu akan memberikan keuntungan yang besar. 

Dia pun menyadari banyak negara yang membutuhkan energi nuklir. Oleh karena itu, dia menekankan perlunya membuat ongkos pembangunan reaktor nuklir murah. 

"Dan kami harus menunjukkan bahwa rancangannya sangat aman. Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Prancis, Inggris, mereka memiliki rencana dan keinginan untuk memggunakan energi nuklir. Namun, saat ini rancangannya mahal," kata Bill. 

Ke depan, lanjut Bill, perusahaannya berharap bisa membangun 20 reaktor nuklir berbiaya rendah. Caranya dengan membangun kemitraan bersama dengan perusahaan-perusahaan global seperti Hyundai dan SK. 

"Pada 2030, reaktor pertama akan menyala. Dan selama dekade tersebut, kami berharap bisa membangun lebih dari 30 gigawatts listrik [dari nuklir]," terangnya. 

Adapun, Presiden Prabowo dan jajarannya bersama sejumlah pengusaha nasional melakukan dialog bersama Bill Gates. Dialog membahas soal pembangunan berkelanjutan yang meliputi berbagai isu seperti kesehatan global, nutrisi, inklusi keuangan dan infrastruktur digital publik. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper