Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) menggandeng kembali Abu Dhabi Future Energy Company PJSC – Masdar untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Jatigede berkapasitas 100 megawatt (MW).
Kesepakatan business to business (B2B) ini tertuang dalam memorandum of understanding (MoU). Perjanjian kerja sama itu juga disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Qasr Al Shatie, Abu Dhabi, Rabu (9/4/2025).
"Memorandum saling pengertian antara PT PLN [Persero] dan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC – Masdar tentang Rencana Pengembangan PLTS Terapung Jatigede 100 MW," demikian tulis keterangan pers Sekretariat Kabinet.
Kedua negara juga menandatangani kesepakatan prinsip terkait dengan penambahan kapasitas PLTS Terapung Cirata.
Sebelumnya, Masdar telah menyelesaikan PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) yang dibangun di atas area seluas 200 hektare di Waduk Cirata, Jawa Barat. PLTS yang resmi beroperasi sejak November 2023 ini mampu menyuplai listrik ke 50.000 rumah.
PLTS terapung yang diangggap terbesar di kawasan Asia Tenggara itu ditopang pembiayaan sindikasi tiga bank internasional, Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standar Chatered dengan nilai sekitar US$143 juta atau setara dengan Rp2,23 triliun (asumsi kurs Rp15.635 per dolar AS).
Baca Juga
PLTS Terapung Cirata mengalirkan listrik sekitar 245 juta kWh setiap tahunnya. Adapun, tarif listrik yang dipatok dari pembangkit surya ini cukup kompetitif dengan harga US$5,8 sen per kilowatt hour (kWh).
Pada September 2023, Masdar dan PLN juga telah menandatangani perjanjian untuk pengembangan Fase II dari PLTS Terapung Cirata dengan meningkatkan kapasitas hingga 500 MW. Perjanjian itu menyusul perubahan regulasi baru dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Indonesia yang kini memungkinkan hingga 20% cakupan air untuk penggunaan energi terbarukan.