Bisnis.com, JAKARTA – Ambisi Brasil mendukung pelestarian hutan tropis seluas 1 miliar hektare dengan biaya mencapai US$125 miliar berharap dari dukungan Wall Street.
Brasil berusaha memanfaatkan pasar modal sebagai medium untuk menghargai negara-negara yang berpartisipasi menjaga hutan tropis mereka tetap lestari.
Adapun dana yang disebut Tropical Forest Forever Facility (TFFF) ini bertujuan mendukung pelestarian pohon melalui hasil investasi dari aset-aset pendapatan tetap yang memberikan hasil tinggi.
Meski demikian, ide ini mendapat kritik karena mengaitkan perlindungan hutan dengan kinerja pasar keuangan yang tidak dapat diprediksi, serta risiko bahwa dana ini justru akan membiayai industri-industri yang bertanggung jawab atas deforestasi.
Melansir Bloomberg, belum lama ini, delegasi Brasil yang terdiri dari sembilan orang berada di London untuk membahas desain TFFF dengan para sponsor serta bertemu dengan bank, manajer aset, dan perusahaan asuransi yang mungkin akan berpartisipasi dalam proyek ini.
Presiden International Union for Conservation of Nature, Razan Al Mubarak, menyebut rencana ini sungguh berani dan menantang. “Kalau ini berhasil, dampaknya akan besar. [Sebaliknya] kalau gagal mereka sebaiknya kembali pulang,” katanya, Jumat (4/4/2025).
Baca Juga
Sebelumnya, bagi para pendukung program ini, pendanaan dapat dilakukan melalui mekanisme tradisional dengan bergantung pada pasar karbon dan dana publik. Sayang, wacana ini gagal memberikan hasil yang signifikan.
Adapun dana pemerintah juga semakin tertekan, seiring langkah Presiden AS Donald Trump memangkas dana iklim luar negeri dan Eropa mengalihkan miliaran euro untuk membiayai pertahanan.
Untuk itu, fasilitas pendanaan ini diharapkan mendapatkan dukungan finansial secara mandiri. Dengan begitu, apabila berhasil, fasilitas pendanaan ini menjadi salah satu model yang pernah diajukan untuk membantu melestarikan hutan tropis.
Untuk memulai dana tersebut, Brasil meminta negara-negara maju untuk menawarkan pinjaman jangka panjang dengan biaya rendah dan jaminan sekitar $25 miliar.
Dana tersebut akan ditempatkan dalam sebuah badan khusus yang dibentuk oleh bank pembangunan multilateral dan akan digunakan untuk meminjam sekitar $100 miliar dari sebagian besar investor institusional.
Manajer proyek di Kementerian Keuangan Brasil Luiza Sidonio mengatakan Brasil menargetkan rating kredit triple-A untuk fasilitas pembiayaan ini. Dengan begitu, dapat meminjam dengan biaya rendah — dengan target tingkat bunga rata-rata di bawah 5%.
Meskipun belum ada negara yang berkomitmen memberikan uang, Sidonio mengatakan Inggris, Norwegia, Jerman, Prancis, Uni Emirat Arab, hingga AS, tertarik terlibat dalam rancangan dana tersebut. Dia berharap dana akan mulai mengalir dalam beberapa bulan ke depan.
“Dana sebesar $125 miliar ini kemudian akan diinvestasikan dalam portofolio yang terdiversifikasi, sebagian besar berupa obligasi negara dan perusahaan dari pasar berkembang, dengan target hasil sekitar 7,6%,” katanya.
Selisih antara biaya pinjaman dana dan hasil investasinya diharapkan menghasilkan sekitar $4 miliar setiap tahun. Hasil investasi ini diperkirakan cukup membayar negara-negara $4 untuk setiap hektar hutan tropis yang mereka lindungi setiap tahunnya.
Namun, TFFF tidak lepas dari skeptisisme. Direktur Eksekutif Green Finance Observatory Frederic Hache, mengatakan bahwa model dana ini pada dasarnya adalah taruhan yang mengandalkan utang pada pertumbuhan ekonomi masa depan, suku bunga, dan keterampilan manajer dana Wall Street.
Hache juga mempertanyakan bagaimana dana $125 miliar ini akan menghasilkan hasil yang ditargetkan serta diversifikasi sambil menghindari sekuritas yang pada akhirnya justru mendorong deforestasi.