Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BYD Kembali Kalahkan Tesla, Penjualan Tembus US$107 Miliar

BYD kembali menorehkan penjualan yang melampaui Tesla pada 2024, dengan nilai menembus US$107 miliar
Model berpose di samping mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Model berpose di samping mobil listrik BYD di sela-sela pembukaan dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S, Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — BYD Co. kembali mengalahkan kinerja Tesla milik Elon Musk untuk 2024. Penjualan raksasa otomotif China itu melampaui US$100 miliar tahun lalu seiring dengan kesuksesan dalam menarik konsumen mobil listrik dan hybrid.

Laporan keuangan BYD mengungkap bahwa pendapatan perusahaan mencapai 777 miliar yuan sepanjang 2024 atau sekitar US$107 miliar, naik 29% dibandingkan dengan 2023. Performa penjualan BYD tercatat selalu berada di atas Tesla sejak 2018.

Bloomberg melaporkan angka tersebut melampaui estimasi analis sebesar 766 miliar yuan dan jauh mengungguli Tesla yang pada 2024 mengantongi pendapatan sebesar US$97,7 miliar. Adapun laba bersih BYD meningkat 34% menjadi 40,3 miliar yuan, melampaui prediksi analis yang memperkirakan bottom line di angka 39,5 miliar yuan.

Saham BYD terpantau sempat turun hingga 2,3% pada awal perdagangan Hong Kong pada Selasa (25/3/2025). Meski demikian, saham BYD telah melesat 48% sepanjang tahun ini dan pekan lalu mencapai rekor tertinggi.

Pada kuartal keempat 2024, BYD mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 73% secara tahunan menjadi 15 miliar yuan dari penjualan senilai 275 miliar yuan. Analis di Citibank dan Morgan Stanley menyatakan kinerja BYD pada akhir tahun sesuai dengan ekspektasi pasar.

“Ini adalah hasil yang sangat baik dengan kualitas pendapatan yang sangat tinggi,” kata Jeff Chung, analis di Citi, dikutip Bloomberg.

BYD sendiri telah menjelma sebagai pemimpin pasar otomotif China yang sekaligus pasar mobil listrik terbesar dan paling kompetitif di dunia. Di tengah persaingan ini, BYD telah meluncurkan inovasi yang memungkinkan pengisian daya mobil listrik hanya lima menit untuk jarak tempuh 400 kilometer. Perusahaan juga memperkenalkan teknologi bantuan pengemudi canggih di model dasar mereka.

Meskipun volume penjualan mobil listrik (electric vehicles/EV) BYD hampir menyamai Tesla , yakni 1,76 juta unit berbanding 1,79 juta unit, BYD lebih unggul secara agregat dengan kontribusi penjualan kendaraan hybrid. Tahun lalu, total pengiriman BYD mencapai 4,27 juta unit.

BYD memperkirakan dapat menjual antara 5 juta hingga 6 juta kendaraan pada tahun ini. Penjualan pada dua bulan pertama 2025 juga telah memperlihatkan sinyal kuat, dengan volume 623.300 unit atau naik 93% secara tahunan.

Terlepas dari performa kinerja yang lebih kuat daripada Tesla, valuasi pasar BYD masih lebih rendah. Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) tercatat bernilai sekitar US$800 miliar meskipun harga sahamnya turun sebesar 38% tahun ini. Sebaliknya, kapitalisasi pasar BYD berada di kisaran US$157 miliar.

Tesla juga mencatatkan laba bersih yang lebih besar dalam angka absolut. Laba bersih Tesla tahun lalu mencapai US$7,6 miliar.

Di sisi lain, BYD belum menjual mobil penumpang di AS karena tarif tinggi yang diterapkan terhadap mobil buatan China. Namun perusahaan ini telah berhasil menembus pasar Eropa dan negara-negara Asia seperti Singapura dan Thailand, serta Australia.

Wang Chuanfu, chairman dan pendiri BYD, mengatakan dalam pernyataannya bahwa perusahaan berencana terus meningkatkan penelitian dan pengembangan serta memperkuat daya saing produk, termasuk memperluas kehadiran di luar China.

Ia juga menegaskan bahwa merek otomotif China di era kendaraan berbasis teknologi kini tidak lagi sekadar menjadi pengikut, melainkan berada di garis depan tren global.

"Perusahaan otomotif China kini berani menjadi yang pertama di dunia dan bekerja sama dengan merek domestik lainnya untuk menembus pasar global dan naik ke rantai nilai yang lebih tinggi,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper