Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Taksi Air Bakal Beroperasi Akhir 2025 di Bali, Solusi Kemacetan?

Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di jalan, taksi air dapat membantu mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca.
Wisata Tabanan/Pemprov Bali
Wisata Tabanan/Pemprov Bali

Bisnis.com, JAKARTA — Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Bali. Pasalnya, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Pulau Dewata sepanjang 2024 mencapai 6.333.360 kunjungan. Angka ini meningkat 20,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 5.273.258 kunjungan.

Salah satu terobosan terbaru untuk mengatasi kemacetan di Bali yakni dengan layanan transportasi taksi air (water taxi) yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan berbagai kawasan wisata populer seperti Seminyak dan Uluwatu pada Desember 2025.

Saat ini, perjalanan dari Bandara Ngurah Rai ke kawasan wisata utama seperti Seminyak, Uluwatu, atau Jimbaran bisa memakan waktu lebih dari 1 jam akibat kepadatan kendaraan. Namun dengan transportasi taksi air nantinya waktu tempuh terpangkas menjadi 35 menit hingga 40 menit.

Adapun sebelum taksi air milik pemerintah mulai beroperasi pada akhir tahun ini, telah ada beberapa layanan transportasi serupa yang lebih dahulu beroperasi yakni Go Boat yang menghubungkan Benoa, Serangan, dan Pedungan. Kemudian, juga terdapat Bali Marine Water Taxi merupakan alternatif transportasi laut lain yang juga mempermudah perjalanan wisatawan ke berbagai titik di Bali.

Dengan adanya lebih banyak pilihan transportasi berbasis laut, perjalanan ke berbagai destinasi di Bali akan semakin mudah. Adanya transportasi taksi air ini akan mengurangi polusi dan kemacetan serta meningkatkan daya tarik wisata.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan taksi air akan mengurangi kemacetan yang terjadi di Bali.

“Bali mengalami trafik kendaraan yang tinggi, kemacetan dimana-mana, jadi memang taksi air ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (11/3/2025).

Selain itu, dengan adanya taksi air dapat memperkenalkan keindahan laut pulau Bali terhadap para wisatawan. Pasalnya, taksi air ini akan melewati laut yang mengelilingi pulau Bali. Dia berharap tarif tiket layanan taksi air yang akan beroperasi pada akhir tahun ini dapat terjangkau.

“Saat ini pemerintah lagi mengkaji tarif taksi air dan juga menarik investasi agar armada taksi air berupa kapal ini banyak, serta kesiapan SOP (Standar Operasional Prosedur) nya, kita tunggu saja,” katanya. 

Menurut Rai, water taxi merupakan bagian dari upaya besar untuk membuat Bali lebih ramah wisatawan dan lebih nyaman untuk dijelajahi. Selain itu, konsep ini juga mendukung prinsip pariwisata berkelanjutan, dengan mengurangi emisi karbon akibat kepadatan kendaraan bermotor.

Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan siap mendukung penyediaan serta pengoperasian water taxi. Layanan ini akan difokuskan pada rute dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.

Dengan adanya moda transportasi baru ini diharapkan masyarakat dapat memiliki lebih banyak opsi dalam menentukan cara perjalanan mereka, baik melalui jalur darat maupun jalur laut.

Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana memastikan pengoperasian taksi air dimulai pada akhir tahun 2025 dimana akan melayani jalur laut mulai dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai menuju Seminyak, Kuta, dan Uluwatu.

Selain menjadi alternatif transportasi, tujuan lainnya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan darat yang berpotensi menyebabkan kepadatan lalu lintas dan berakhir dengan kemacetan.

“Kami tengah uji coba dan mengkaji kendaraan yang digunakan, fasilitas, dan sistem tiket yang diperlukan,” ujarnya.

Menurutnya, pengoperasian transportasi berbasis air berupa taksi air di Bali sebagai salah satu langkah strategis untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di wilayah tersebut. Sistem transportasi ini dirancang untuk memberikan pilihan alternatif bagi masyarakat dan wisatawan terutama di kawasan Bali Selatan yang menjadi pusat aktivitas pariwisata.

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menuturkan rencana pengembangan water taxi akan dilakukan di pantai barat Pulau Bali, yakni dari kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai (Pantai Sekeh) menuju Pantai Kuta, Pantai Legian, Pantai Seminyak, Pantai Canggu, hingga Pantai Uluwatu.

Penggunaan water taxi ini akan memangkas waktu perjalanan dari bandara ke tujuan wisata, meningkatkan mobilitas, dan mempermudah akses secara langsung ke berbagai destinasi wisata.

“Ini mengurai kemacetan di darat dan memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat dan wisatawan,” katanya. 

Menteri Pariwisata Widiyanthi Putri Wardhana menuturkan diperlukan pengembangan transportasi berbasis air untuk meningkatkan mobilitas wisatawan dan memperkuat konektivitas antarwilayah.

Keberadaan water taxi akan berkontribusi signifikan dalam mengurangi waktu tempuh dari bandara menuju sejumlah destinasi wisata utama di Bali, seperti Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Canggu, hingga Uluwatu. Selain itu, transportasi ini diharapkan dapat mengurangi beban kepadatan lalu lintas di jalur darat, yang selama ini menjadi salah satu permasalahan utama di Bali.

“Langkah awal dilakukan uji coba menggunakan jukung atau perahu tradisional untuk mengukur efisiensi layanan. Dari hasil uji coba, diketahui bahwa perjalanan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai ke Uluwatu dapat ditempuh dalam waktu sekitar 35 hingga 40 menit menggunakan perahu tradisional. Sementara itu, dengan penerapan water taxi yang lebih modern dan bertenaga, waktu tempuh diharapkan dapat dipersingkat menjadi sekitar 25 hingga 30 menit,” tuturnya.

Selain pengoperasian water taxi, pemerintah juga tengah mengeksplorasi opsi lain untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di destinasi wisata utama termasuk rencana pengoperasian seaplane di beberapa lokasi strategis seperti Bali, Labuan Bajo, dan Sumba. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat akses ke destinasi wisata prioritas serta mendukung pertumbuhan industri pariwisata berbasis kelautan atau marine tourism di Indonesia.

Untuk diketahui, taksi air merupakan transportasi umum yang menggunakan perahu atau kapal kecil untuk mengangkut penumpang dari satu tempat ke tempat lain di atas air. Konsep ini mirip dengan taksi darat, tetapi beroperasi di perairan seperti sungai, danau, atau laut. 

Dengan menggunakan jalur air, taksi air dapat membantu mengurangi kemacetan di jalan raya terutama di kota-kota besar seperti Jakarta yang sering mengalami kemacetan parah. Selain itu, juga menjangkau kawasan yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di jalan, taksi air dapat membantu mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper