Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadikan ekosistem investasi energi hijau di Indonesia sebagai prioritas.
Ketua Harian Kelompok Kerja Transisi Energi Kadin Anthony Utomo akan menggelar Green Energy Summit atau Green Energy Investment Day.
"Acara ini akan menjadi ajang bagi para pemangku kepentingan untuk mengumumkan proyek-proyek energi hijau yang memiliki dampak nyata bagi perekonomian Indonesia," kata Anthony dalam keterangannya, Senin (3/3/2025).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Aryo Djojohadikusumo mengatakan acara tersebut akan menghasilkan kesepakatan di bidang bisnis untuk mewujudkan transisi energi.
Anthony menjelaskan ada tiga aspek utama yang menjadi fokus dalam roadshow menjelang Green Energy Investment Summit, yaitu upaya untuk meningkatkan permintaan energi hijau; kolaborasi teknologi dan rantai pasok; serta upaya untuk mengundang lebih banyak pengembang di sektor energi hijau untuk masuk ke Indonesia.
“Bicara energi hijau kalau tidak ada yang pakai untuk apa? Jadi harus ada demand-nya seperti data center dan pabrik penghasil green product yang nantinya bisa menyerap pembangkit-pembangkit baru yang akan dibangun,” katanya.
Baca Juga
Kedua, lanjutnya, adanya teknologi dan rantai pasok yang nantinya bisa berinvestasi dan bermitra dengan pelaku-pelaku usaha di Indonesia.
Dia menambahkan, ketiga, mendorong lebih banyak pengembang untuk ke Indonesia supaya bisa mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan sumber pembiayaan yang lebih terjangkau.
Menurutnya, dalam upaya mencari mitra teknologi terbaik, Kadin menilai beberapa negara memiliki keunggulan spesifik dalam industri energi terbarukan.
Contohnya, Denmark dan Jerman yang memiliki keunggulan di industri Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), sedangkan China mampu mendominasi industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Kendati demikian, lanjutnya, Kadin berupaya mengembangkan kemitraan dengan lebih banyak negara agar tidak terlalu bergantung pada satu pihak. Diversifikasi ini juga penting untuk memastikan proses transfer teknologi berjalan optimal dan selaras dengan kepentingan strategis Indonesia di kancah global.
“Makanya kita juga coba agar punya mitra-mitra penyedia teknologi dari negara lain supaya ketergantungan kita dan transfer of technology ini bisa berjalan dengan baik tanpa harus meninggalkan kepentingan hubungan di tataran global,” tuturnya.