Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Hijau Bank Mandiri (BMRI), BCA (BBCA) dan BNI (BBNI), Mana Paling Besar?

Penyaluran pembiayaan atau kredit hijau bank jumbo seperti Bank Mandiri, BCA dan BNI kompak tumbuh sepanjang 2024 dibandingkan dengan 2023
Sabtu, 8 Februari 2025 | 08:00
Ilustrasi pembiayaan hijau
Ilustrasi pembiayaan hijau

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit hijau sejumlah emiten bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memperlihatkan pertumbuhan tahunan pada 2024. Kinerja ini didukung oleh penyaluran proyek-proyek berkelanjutan hingga transisi energi.

Mengacu pada laporan tahunannya, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit hijau sebesar Rp149 triliun sepanjang 2024. Nilai tersebut merefleksikan pertumbuhan tahunan (year on year/yoy) sebesar 15,50% daripada Rp129 triliun pada 2023.

Mayoritas kredit hijau ini menyasar sektor pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), yakni sebesar Rp111,4 triliun. Kemudian pembiayaan ke energi terbarukan sebesar Rp11,8 triliun dan produk ramah lingkungan (eco-efficient products) sebesar Rp10,6 triliun.

Ada pula kredit hijau sebesar Rp7,5 triliun yang menyasar sektor transportasi bersih dan Rp6,2 triliun untuk sektor bangunan hijau. Sisa sebesar Rp1,1 triliun turut disalurkan untuk membiayai pengelolaan air berkelanjutan.

“Kami akan terus memperkuat peran kami dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai pihak,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam pernyataan resmi.

Di tengah pertumbuhan kredit hijau, Bank Mandiri juga melaporkan bahwa pembiayaan untuk sektor energi fosil mengalami penurunan tahunan, dari Rp24 triliun pada 2023 menjadi Rp21 triliun.

Kenaikan dua digit kredit hijau juga ditorehkan BCA. Bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan penyaluran kredit hijau sebesar Rp99 triliun pada 2024 atau tumbuh 13,5% yoy. Pada 2023, penyaluran pembiayaan hijau BCA bertengger di Rp87 triliun.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan capaian BCA itu salah satunya ditopang kredit kendaraan listrik yang tumbuh hingga 84,2% yoy menjadi Rp2,3 triliun sepanjang 2024.

BCA juga menyalurkan pinjaman terkait keberlanjutan (sustainability linked loan/SLL) dengan nilai Rp1 triliun, naik tiga kali lipat secara tahunan.

“Komitmen BCA menerapkan nilai-nilai environmental, social, and governance [ESG] terus diperkuat salah satunya melalui perhitungan jejak karbon yang dihasilkan dari seluruh kegiatan operasional sepanjang tahun," kata Jahja dalam keterangan tertulis.

Pada 2024, pengurangan emisi BCA diestimasi menyentuh 4.216 ton CO2 ekuivalen. Capaian ini ditempuh melalui pengolahan 593 ton limbah operasional, digital banking, hingga implementasi gedung ramah lingkungan. 

Adapun, secara keseluruhan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan BCA, termasuk kredit hijau mencapai Rp229 triliun, tumbuh 12,5% yoy. Kredit berkelanjutan BCA itu berkontribusi hingga 24,8% terhadap total portofolio. 

Sementara itu, BNI tercatat telah menyalurkan kredit hijau sebesar Rp73,4 triliun sepanjang 2024, naik 8,1% yoy dibandingkan penyaluran kredit hijau tahun sebelumnya sebesar Rp67,9 triliun. 

Secara terperinci, penyaluran kredit hijau emiten berkode saham BBNI ini menyasar pengelolaan sumber daya alam hayati, pemanfaatan lahan yang berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan dengan nilai mencapai Rp32,4 triliun. Lalu, penyaluran kredit hijau untuk pengelolaan air dan air limbah berkelanjutan mencapai Rp25,1 triliun.

Kemudian, BNI menyalurkan kredit hijau untuk energi terbarukan sebesar Rp13 triliun dan pencegahan polusi sebesar Rp2,9 triliun.

"BNI berkomitmen menjadi mitra strategis bagi para debitur dalam mendukung transisi hijau. Hal ini kami wujudkan melalui peningkatan pembiayaan sustainability linked loan yang hingga Desember 2024 mencapai Rp6 triliun," ujar Direktur Risk Management BNI David Pirzada dalam keterangan tertulis.

Di sisi lain, portofolio pembiayaan berkelanjutan BNI, termasuk kredit hijau mencapai Rp190,5 triliun atau setara dengan 25% dari total kredit perusahaan sepanjang 2024.

David mengatakan BNI telah mengimplementasikan langkah strategis di berbagai aspek operasional dan pembiayaan untuk mendukung praktik keberlanjutan. Dalam manajemen risiko, BNI telah melaksanakan Climate Risk Stress Test (CRST) sesuai panduan Climate Risk Management System (CRMS) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Tahun 2024, penerapan CRST mencakup 50% portofolio kredit di enam sektor industri utama dan mortgage, sedangkan tahun ini akan meningkat hingga 100% dari portofolio kredit BNI," ujar David.

Dari sisi operasional, BNI pun memulai langkah pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab. "Kami memulai program solid waste management di kantor pusat. Proses pengelolaan limbah kini diarahkan pada prinsip zero waste to landfill [ZWTL] dengan fokus pada penerapan prinsip reduce dan recycle," tutur David.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper