Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerapan Konsep Hijau dan Ramah Lingkungan Masih Terbatas di Proyek Metland

Penerapan hijau dan ramah lingkungan baru dalam tahap penggunaan material bahan bangunan yang berasal dari limbah plastik.
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com
Metland Transyogi, salah satu proyek besutan PT Metropolitan Land Tbk./metlandtransyogi.com

Bisnis.com, JAKARTA — Penerapan konsep hijau dan ramah lingkungan masih terbatas diterapkan dalam proyek properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA). 

Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) Anhar Sudradjat mengatakan penerapan konsep hijau dan environment, social, and good governance (ESG) berdampak pada kenaikan harga produk properti. Saat ini penerapan ESG dilakukan secara bertahap. 

"Memang ada keinginan penerapan hijau di properti tetapi bertahap karena sensitif pada harga. Produk hijau itu memang tidak buat polusi dan kami akan sertifikasi. kami coba bertahap," ujarnya dikutip Jumat (30/5/2025). 

Adapun saat ini penerapan hijau dan ramah lingkungan baru dalam tahap penggunaan material bahan bangunan yang berasal dari limbah plastik. Material ramah lingkungan tersebut digunakan pada fasilitas umum dan fasilitas sosial (fasum/fasos). 

"Kalau skala rumah kita harus naikan produksi batu bata ramah lingkungan, dan harus dilihat secara ekonomi, jumlah berapa idealnya. Jadi belum ke produk perumahan. Tapi penerapan ESG ini sangat baik," katanya. 

Anhar menuturkan Metland menyiapkan sejumlah strategi menghadapi dinamika ekonomi dan pelemahan daya beli. Pihaknya optimistis bisa mencapai marketing sales senilai Rp2 triliun pada 2025. Hingga April, MTLA sudah mengantongi marketing sales sebesar Rp 661 miliar atau 33,05% dari target tahun ini. Marketing sales MTLA per April 2025 didapat dari penjualan residensial sebesar Rp485 miliar dan Rp176 miliar dari recurring revenue.

"Ada tiga proyek yang akan berkontribusi cukup besar, yakni Cibitung, Cikarang dan dari Metland Cyber. Ini nanti motor dari penjualan kami," ucapnya.  

MTLA akan terus mengembangkan berbagai portofolio proyek. Dia mencontohkan proyek Metland Kertajati Majalengka, yang memiliki prospek menarik dari potensi pertumbuhan investasi dan industri di wilayah timur Jawa Barat.

"Kertajati ini menarik, ternyata tidak harus bergantung pada aktivitas bandara. Jadi sebagai pionir di sana, kami ingin terus mengembangkan bagaimana bisa mendukung kebutuhan industri yang akan masuk ke Kertajati," tuturnya. 

MTLA mulai memasarkan proyek residensial terbaru Metland Kertajati di Kertajati, Majalengka sejak akhir tahun 2024 dan mendapat respon pasar yang cukup baik.

Selain itu, pada unit komersial, Metland melanjutkan proyek perluasan Grand Metropolitan yang sudah selesai tutup atap pada bulan April lalu. Menopang kinerja di tahun 2025, MTLA terus melakukan pengembangan pada proyek residensial berjalan dengan menghadirkan produk terbaru seperti Metland Menteng yang memasarkan tipe White Rose dan ruko Conifera, Metland Transyogi yang memasarkan klaster Walden, Metland Cibitung yang memasarkan klaster Barcelona Cove dan Havana Breeze, serta Metland Cikarang yang memasarkan produk terbarunya yaitu tipe Derora.

Perseroan senantiasa melakukan inovasi strategi pemasaran digital untuk memberikan stimulus tambahan seperti program Blanjaproperti yang sedang berlangsung. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper