Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendorong Industri Baja Rendah Karbon dan Berkelanjutan

Idustri baja menyumbang sekitar 4,66% emisi karbon nasional sehingga diperlukan transformasi teknologi dari konvensional menuju metode produksi rendah karbon.
krakatau steel, kras, baja
krakatau steel, kras, baja

Bisnis.com, JAKARTA — PT Krakatau Steel (Persero) Tbk berkomitmen dalam pengembangan industri baja berkelanjutan. 

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Akbar Djohan mengatakan industri baja menyumbang sekitar 4,66% emisi karbon nasional. Menurutnya, diperlukan transformasi teknologi dari proses konvensional menuju metode produksi rendah karbon.

"Sektor ini dikenal sangat energy intensive. Optimalisasi tanur dan manajemen energi menjadi kunci menekan biaya dan emisi," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/5/2025). 

Selain itu, meskipun tingkat daur ulang baja global tinggi 630 juta ton per tahun, namun kualitas dan konsistensi suplai skrap baja domestik masih jadi persoalan. Kelebihan produksi baja dunia terutama dari China sebesar 625 juta ton, terus menekan harga dan menantang keberlanjutan investasi industri hijau di dalam negeri.

"Perlu upaya mitigasi emisi telah masuk dalam agenda nasional melalui mekanisme inventarisasi GRK di tiap perusahaan, validasi mitigasi oleh lembaga independen, dan peta jalan dekarbonisasi sektor logam dasar. Jika kita ingin menjadikan industri sebagai pengungkit kekuatan nasional, maka baja adalah titik tolaknya. Kita perlu tumbuh cerdas dan hijau," tuturnya. 

Adapun Indonesia kini menempati peringkat ke-14 dunia dalam produksi baja kasar, naik drastis dari tahun 2019. Produksi nasional telah mencapai 17 juta ton per tahun dan terus meningkat seiring ekspansi fasilitas dan peningkatan utilisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper