Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Rosan Minta Kawasan Industri RI Harus Kontribusi Nol Emisi Karbon

Indonesia memiliki beberapa klaster industri yang terintegrasi, yang salah satunya mengonsumsi sekitar 4,5 gigawatt (GW) energi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani usai bertemu dengan Tim Apple Inc. dari kantor pusat Amerika Serikat (AS) di kantor BKPM, Gator Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2025)/Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani usai bertemu dengan Tim Apple Inc. dari kantor pusat Amerika Serikat (AS) di kantor BKPM, Gator Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/1/2025)/Bisnis-Annasa Rizki Kamalina.

Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan industri yang ada di Indonesia harus dirancang untuk mewujudkan nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE).

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan pihaknya terus mendorong perusahaan baik lokal maupun asing untuk menjadikan keberlanjutan sebagai prioritas utama dalam setiap proyek yang dijalankan.

Indonesia memiliki beberapa klaster industri yang terintegrasi, yang salah satunya mengonsumsi sekitar 4,5 gigawatt (GW) energi. Pihaknya juga berencana melakukan perluasan dengan menambah pasokan 2,5 GW energi hijau.

“Target kami adalah memastikan seluruh kebutuhan energi sebesar 6,6 GW di klaster ini menggunakan energi bersih,” ujarnya dalam sesi panel di World Economic Forum (WEF) dilansir Antara, Senin (27/1/2025).

Menurutnya, penting dilakukan pendekatan berbasis klaster industri untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan. Indonesia telah meluncurkan klaster industri dengan target emisi nol.

Salah satu contohnya adalah klaster industri terkait nikel yang seluruh rantai pasok, mulai dari produksi nikel hingga daur ulang baterai kendaraan listrik terintegrasi dalam satu lokasi.

Hal itu dilakukan mengingat potensi Indonesia dalam energi terbarukan sangat besar, meliputi tenaga surya, angin, air, panas bumi, dan gelombang laut, dengan total potensi mencapai 3.700 GW.

“Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, khususnya di Jawa dan Sumatra, namun yang telah terpasang saat ini baru kurang dari 1 persen. Ini menunjukkan peluang besar yang masih bisa digarap,” kata Rosan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper