Bisnis.com, JAKARTA – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa jumlah kendaraan listrik meningkat dalam empat tahun terakhir, dari 5.693 unit pada 2020 meningkat menjadi 23.770 unit pada tahun lalu.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat Ai Saadiyah Dwidaningsih menjelaskan peningkatan populasi kendaraan listrik perlu didukung dengan keberadaan infrastruktur yang layak.
"Hal ini tak terlepas dari berbagai intervensi. Karena di masyarakat, seperti ayam dan telur. Bagaimana infrastrukturnya? juga investornya, gimana penggunanya?," ujarnya dilansir dari Antara, Jumat (24/1/2025).
Saat ini, Pemprov Jabar menyiapkan 30 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) mendukung PLN yang membangun 100 SPKLU. Hal ini dilakukan sebagai wujud intervensi pemerintah daerah untuk mempercepat hadirnya ekosistem kendaraan listrik.
Ai menyebutkan bahwa per Desember 2024, pihaknya mencatat adanya penghematan dan turunnya emisi yang sama dengan penanaman 10.000 pohon angsana. Hal ini digadang-gadang berkat meningkatnya populasi kendaraan listrik di Jabar.
"Tidak hanya polusi, tapi kontribusi ke lingkungan juga signifikan," ujarnya.
Baca Juga
Tren penjualan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) secara global diramal kian moncer pada 2025, seiring dengan potensi kenaikan pangsa pasar di berbagai negara.
Mengutip riset S&P Global Mobility pada Selasa (31/12/2024), diproyeksikan penjualan global untuk mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) akan naik 30% menembus angka 15,1 juta unit pada 2025.
Sebagai gambaran, sepanjang 2024, diperkirakan ada 11,6 juta mobil listrik BEV secara global. Alhasil, pangsa pasar BEV juga diprediksi naik menjadi 16,7% tahun depan, dibandingkan 2024 sebesar 13,2%.
Adapun, China diprediksi tetap menjadi yang terdepan dalam adopsi kendaraan listrik, dengan proyeksi akan menguasai pangsa pasar 29,7% pada 2025. Prediksi peningkatan EV di China sebesar 20% secara tahunan (year-on-year/yoy).