Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Geothermal (PGEO) Dominasi Transaksi di Bursa Karbon

Pangsa Pertamina Geothermal dan Pertamina NRE di perdagangan bursa karbon mencapai 96% sejak diluncurkan September 2023
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi terbarukan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) mendominasi transaksi perdagangan di bursa karbon sejak pertama kali diluncurkan pada 26 September 2023.

Sampai pertengahan Desember 2024, Pertamina Geothermal Energy dan induknya Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) telah menjual 862.000 ton CO2e karbon kredit yang berasal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 & 6. Kedua PLTP kelolaan PGEO ini menghasilkan daya sebesar 654.68 GWh sepanjang Januari-September 2024.

Volume penjualan itu setara dengan 96% pangsa pasar kredit karbon Indonesia. Sebagai perbandingan, volume karbon yang ditransaksikan di bursa karbon pada periode 12 bulan 2024 bertengger di 412.186 ton CO2e, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 494.254 ton CO2e.

Jika diakumulasi, maka total karbon yang diperdagangkan sejak September 2023 sampai akhir 2024 berjumlah 906.440 ton CO2e dengan nilai total Rp50,62 miliar.

“Sejak ditunjuk sebagai agregator karbon Pertamina pada 2022, Pertamina NRE telah aktif memimpin pasar karbon dengan menguasai 95% market share di IDXCarbon dan menjual hampir seluruh volume yang tersedia,” ujar Direktur Utama Pertamina NRE John Anis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pertamina Geothermal dan Pertamina NRE juga telah menandatangani amandemen perjanjian perdagangan kredit karbon. Pembaruan ini mencakup kesepakatan penjualan kredit karbon sebesar 390.000 ton CO2e untuk volume 3.

Sementara itu, Direktur Utama PGEO Julfi Hadi mengatakan perusahaan terus memperkuat kolaborasi dengan Pertamina NRE sebagai agregator kredit karbon grup, terlebih dengan rekam jejak sejak 2011 dalam pengelolaan kredit karbon.

Adapun untuk 2025, PGEO menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$300 juta untuk pengembangan proyek strategis untuk tahun ini. 

“Pada 2025, PGE telah menyiapkan belanja modal dengan alokasi sekitar US$300 juta untuk mendukung berbagai program pengembangan dan proyek strategis,” kata Manager Corporate Communication & Stakeholder Management PGE Muhammad Taufik saat dihubungi, Minggu (5/1/2025). 

Ahmad menuturkan perseroan sedang mengejar peningkatan kapasitas 1 gigawatt (GW) pada tahun ini. Belakangan, kata dia, PGEO telah mencapai tahapan penting untuk proyek EPCC PLTP Lumut Balai Unit 2, di mana turbin dan generator serta peralatan utama lainnya telah tiba di lokasi atau on base

Selain itu, dia menambahkan, percepatan proses steam blowing dari jalur Fluid Collection and Reinjection System (FCRS) di Cluster A menuju rock muffler telah dilakukan untuk memastikan ketersediaan uap.

“Hal ini merupakan langkah penting yang akan menambah kapasitas listrik sekitar 55 megawatt dalam waktu dekat,” tuturnya.

Sebagai catatan, PGEO memiliki total kapasitas sebesar 1.887 megawatt (MW) dari 13 wilayah kerja panas bumi dengan rincian 672 megawatt dari operasional sendiri dan 1.205 MW dari kontrak dengan klien.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper