Bisnis.com, JAKARTA – Target baru pengurangan emisi karbon Australia pada 2035 diperkirakan tertunda beberapa bulan akibat terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Penundaan ini kemungkinan mendorong pengumuman target tersebut melewati pemilu berikutnya, yang harus digelar sebelum Mei 2025.
Menteri Energi Chris Bowen menyatakan bahwa Otoritas Perubahan Iklim Australia membutuhkan waktu lebih lama untuk mempertimbangkan saran terkait target 2035. Ia juga menambahkan bahwa terpilihnya Trump menciptakan ketidakpastian terhadap pendekatan global dalam menangani perubahan iklim.
“Kita belum tahu apakah dia [Trump] akan mampu mencabut Undang-Undang Pengurangan Inflasi [Inflation Reduction Act],” ujar Bowen kepada stasiun radio ABC, Senin (23/12/2024), seperti dikutip Bloomberg.
Bowen mengatakan pencabutan Inflation Reduction Act bisa berdampak negatif. Di sisi lain, jika AS menjadi kurang tertarik pada investasi energi terbarukan, investasi tersebut akan beralih ke kawasan lain.
“Australia akan berada di urutan teratas [sasaran investasi].” katanya.
Pemerintah Partai Buruh Australia yang berhaluan kiri-tengah telah berupaya membalik reputasi Australia sebagai negara yang tertinggal dalam aksi iklim global. Tak lama setelah menjabat, pemerintah mengesahkan target pengurangan emisi pertama dalam sejarah negara tersebut, dengan komitmen untuk mengurangi emisi sebesar 43% dari tingkat 2005 pada 2030.
Baca Juga
Di bawah Perjanjian Paris, Australia diharapkan untuk menetapkan target baru untuk 2035 pada awal tahun 2025. Namun, Ketua Otoritas Perubahan Iklim Matt Kean mengatakan bahwa diperlukan waktu lebih lama untuk memberikan rekomendasi terkait besaran pengurangan yang harus dilakukan.
“Terpilihnya Donald Trump, pernyataannya tentang perubahan iklim, dan posisinya terhadap kebijakan energi kemungkinan akan berdampak global,” kata Kean kepada Sydney Morning Herald. “Karena adanya tambahan pekerjaan ini, kami memerlukan lebih banyak waktu untuk memberikan saran terkait target tersebut. Kami memperkirakan pekerjaan ini akan selesai dalam beberapa bulan ke depan.”
Penundaan ini hampir pasti membuat target penurunan emisi 2035 Australia diumumkan setelah pemilu yang paling lambat digelar pada 17 Mei 2025.
Meski kedua kubu politik di Australia telah berjanji untuk mencapai netralitas karbon pada 2050, koalisi oposisi Liberal-Nasional hingga saat ini masih menolak menetapkan target jangka pendek. Sebagai catatan, Australia merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Badan Energi Internasional mencatat ekspor batu bara Australia menembus 390 juta ton pada 2020.