Bisnis.com, JAKARTA – Nama konglomerat Anthoni Salim mengemuka di antara deretan korporasi dan pemerintah yang menerbitkan obligasi hijau atau green bond dengan nilai tertinggi di kawasan Asean hingga pengujung tahun.
Total emisi green bond di antara negara-negara anggota Asean menembus US$8,81 miliar atau sekitar Rp142.186 triliun per 16 Desember 2024. Nilai penerbitan ini mencakup 76 emisi dari 26 entitas.
Berdasarkan data Bloomberg, emisi obligasi Pemerintah Singapura untuk membiayai proyek-proyek hijau tercatat mencapai US$4,69 miliar atau sekitar Rp74,47 triliun. Nilai itu setara dengan 53,27% emisi green bond di Asia Tenggara.
Nilai emisi tersebut juga melampaui realisasi pada 2023 yang berjumlah US$2,61 miliar. Singapura juga mendominasi penerbitan green bond tahun lalu dengan kontribusi 31,84% dari total emisi obligasi hijau di kawasan Asia Tenggara.
Lain halnya dengan pemerintah Indonesia yang sepanjang 2024 telah menerbitkan obligasi hijau dengan nilai total US$760,64 juta. Nilai itu merepresentasikan 8,63% dari total emisi dan lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang menembus US$1,61 miliar. Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penerbit obligasi hijau di antara entitas di kawasan Asia Tenggara lainnya setelah Pemerintah Singapura.
Jejak Anthoni Salim dalam penerbitan obligasi hijau terlihat dari salah satu perusahaan afiliasinya, Metro Pacific Investments Corporation. Perusahaan investasi infrastruktur yang berbasis di Filipina itu menempati peringkat ke-7 sebagai penerbit green bond terbesar di kawasan, dengan nilai mencapai US$254,58 juta yang setara 2,89% dari total emisi sepanjang 2024.
Baca Juga
Keterkaitan Salim dengan Metro Pacific terlihat dari struktur kepemilikan saham perusahaan tersebut. Berdasarkan laporan tahunan perusahaan pada 2023, 46,27% saham Metro Pacific digenggam oleh Metro Pacific Holdings, Inc. (MPHI).
Adapun mayoritas saham MPHI, yakni sebesar 60%, dikuasai oleh Enterprise Investment Holdings, Inc., sementara sisanya 26,7% dimiliki Intalink B.V. dan 13,3% digenggam oleh First Pacific International Limited.
Intalink B.V. dan First Pacific International Limited sendiri merupakan anak perusahaan First Pacific Company Limited (FPC), kendaraan investasi Grup Salim yang berbasis di Bermuda dan tercatat di Hong Kong.
Melalui kedua anak usahanya ini, First Pacific Company Limited juga menguasai 40% saham Enterprise Investment Holdings, Inc., sehingga ia memiliki kewajiban untuk mencatat hasil serta aset perusahaan tersebut.
Adapun per 4 Desember 2024, data Bloomberg memperlihatkan bahwa Anthoni Salim merupakan pemilik langsung 28% saham First Pacific Company Limited yang setara dengan 1,19 miliar lembar. Kepemilikan langsung Salim terpantau meningkat dari 502,05 juta lembar saham pada kuartal II/2024 menjadi 1,18 miliar lembar di pengujung kuartal III/2024.
Sebagai catatan, portofolio bisnis dan investasi Metro Pacific membentang dari Filipina, Indonesia, hingga Vietnam dan bergerak di sejumlah subsektor infrastruktur seperti jalan tol, distribusi kelistrikan, dan pengelolaan air.