Bisnis.com, JAKARTA — PT Organon Pharma Indonesia Tbk. (SCPI) berupaya untuk terus mengembangkan penerapan Environmental, Social, dan Governance (ESG) pada 2025.
Direktur PT Organon Pharma Indonesia Tbk. (SCPI) Andri Soelastyo mengatakan bahwa perusahaan berfokus pada manajemen energi dan pengurangan efek gas rumah kaca, sekaligus mengurangi sampah berbahaya, serta berusaha untuk mengurangi penggunaan air dan limbah cair.
"Di bawah environment kita mempunyai yang namanya environmental sustainability goal. Ada lima pilar di sana," katanya saat Public Expose di Jakarta, Senin (16/12/2024).
Pilar pertama, gas rumah kaca. Dia mengatakan bahwa perusahaan berusaha untuk semaksimal mungkin mengurangi efek gas rumah kaca. Kemudian yang kedua, ESG terkait dengan air, dengan berupaya meminimalkan penggunaan air dalam produksi maupun rantai suplai.
Lalu yang ketiga, material. Dia mengatakan bahwa perusahaan berupaya untuk meminimalkan penggunaan material dalam operasi maupun dalam rantai suplai, dan meminimalkan dampak penggunaan material terhadap lingkungan.
"Kemudian meminimalkan juga sampah sebagai hasil dari penggunaan material kita, dan meminimalkan dampak lingkungan dari penggunaan komponen packaging atau pengemasan kita," ujarnya.
Baca Juga
Pilar keempat, keanekaragaman hayati atau biodiversity. Dia menjelaskan bahwa salah satu hal yang menjadi fokus adalah pelestarian dan pemulihan keanekaragaman hayati, termasuk juga bekerja dengan beberapa komunitas untuk melakukan pelestarian maupun pemulihan keanekaragaman hayati.
Lalu pilar yang terakhir, farmasi di lingkungan (pharmaceutical in the environment). Pihaknya mengaku bahwa perusahaan melakukan penilaian untuk melihat siklus hidup produk farmasinya.
"Untuk melihat hal-hal apa yang bisa kami lakukan lebih jauh untuk meminimalkan dampak kegiatan kami terhadap lingkungan sekaligus melihat jika ada potensi kami untuk bisa memberikan upaya pelestarian," ucapnya.
Ambisi ESG SCPI
Andri mengatakan bahwa terkait dengan ESG perseroan, SCPI memiliki ambisi dengan tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan ambisi yang akan dibangun hingga menjelang 2050.
"Jadi fokus kita dalam konteks jangka pendek maupun jangka panjang yaitu pertama di greenhouse gas emission. Tahun 2025 kita berharap bisa mengurangi scope 1 scope 2 GHG emission kita lebih dari 25%," katanya.
Kemudian di 2025 juga perusahaan berharap lebih dari 70% pengeluaran dengan supplier juga mempunyai program pengurangan efek rumah kaca.