Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Tuan Rumah KTT G20 Tahun Depan, Afrika Selatan Usung Isu Pendanaan Iklim

Afrika Selatan menjadi negara Afrika pertama yang mengisi kursi kepemimpinan G20 ketika menjadi tuan rumah dalam KTT 2025
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam konferensi pers peluncuran presidensi G20/Bloomberg-Dwayne Senior
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam konferensi pers peluncuran presidensi G20/Bloomberg-Dwayne Senior

Bisnis.com, JAKARTA – Afrika Selatan akan mengusung isu pembiayaan iklim dan keringanan utang negara berkembang sebagai fokus ketika menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 tahun depan.

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa pada Selasa (3/12/2024) mengemukakan bahwa presidensi Afrika Selatan bakal menyoroti upaya mobilisasi pembiayaan untuk negara-negara yang terdampak bencana akibat perubahan iklim dan memperluas keringanan utang bagi negara berkembang.

Afrika Selatan sendiri menjadi negara Afrika pertama yang mengisi posisi kepemimpinan G20. Forum ini mengakomodasi kerja sama ekonomi negara maju dan berkembang yang berisi 19 entitas negara berdaulat dan Uni Eropa serta Uni Afrika.

Ramaphosa mengatakan ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk memajukan prioritas pembangunan Afrika dan negara-negara di Global Selatan.

“Pertama, kita harus mengambil langkah untuk memperkuat ketahanan menghadapi bencana,” katanya pada peluncuran resmi presidensi G20 seperti diwartakan Reuters.

Dia mengatakan isu-isu terkait ketahanan iklim dan pembiayaannya akan diangkat ke tingkat pemimpin negara G20 dan diserukan di kalangan lembaga keuangan internasional seperti bank pembangunan.

Prioritas kedua adalah kepastian keberlanjutan utang negara-negara berpenghasilan rendah. Isu ini telah  menjadi topik utama G20 dalam beberapa tahun terakhir.

“Kami juga akan memastikan bahwa penilaian kredit negara berdaulat dilakukan secara adil dan transparan serta mengatasi premi risiko tinggi yang dikenakan pada negara berkembang,” kata Ramaphosa.

Prioritas lainnya termasuk peningkatan pembiayaan untuk membantu negara berkembang mengadopsi transisi energi ke energi terbarukan. Ramaphosa juga akan memastikan bahwa komoditas mineral penting, yang sebagian besar ditambang di Afrika, memberikan manfaat bagi negara dan komunitas asalnya.

Meski demikian, rencana Afrika Selatan menghadapi risiko disrupsi dari perang dagang, terlebih dengan kembalinya Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump. Pengusaha dan kandidat Partai Republik itu dikenal sebagai sosok yang tidak mempercayai perubahan iklim. Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif perdagangan ketat pada negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan China.

Ramaphosa juga mengumumkan bahwa KTT tahunan para pemimpin G20 akan diselenggarakan di Johannesburg pada November 2025. Setelah Afrika Selatan, Amerika Serikat akan mengambil alih kepemimpinan G20.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper