Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di KTT G20, Prabowo Sebut Indonesia Terpaksa Pindah Ibu Kota karena Perubahan Iklim

Presiden Prabowo Subianto mengemukakan bahwa dampak perubahan iklim sangat dirasakan Indonesia. Hal ini turut memaksa Indonesia memindahkan ibu kota
Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri peluncuran inisiatif Global Alliance against Hunger and Poverty dalam rangkaian KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri peluncuran inisiatif Global Alliance against Hunger and Poverty dalam rangkaian KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengemukakan bahwa keputusan Indonesia untuk memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh perubahan iklim yang berdampak pada Jakarta.

Hal ini dikemukakan Prabowo di hadapan para pemimpin negara dalam sesi ketiga KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Selasa (19/11/2024).

Prabowo mengemukakan kenaikan permukaan air laut yang dipicu pemanasan global telah menggerus wilayah pesisir Indonesia, terutama pesisir utara Pulau Jawa. Muka air laut di wilayah ini dia sebut naik 5 cm setiap tahunnya.

“Wilayah pesisir kami kini terendam karena kenaikan permukaan air laut. Kondisi tersebut membuat kami terpaksa memindahkan ibu kota kami,” kata Prabowo.

Kenaikan permukaan air laut juga membuat Indonesia kehilangan ratusan ribu hektare lahan produktif. Situasi tersebut, kata Prabowo, telah menempatkan petani dan nelayan dalam posisi sulit.

“Hal yang menimpa petani dan nelayan kami dapat memperburuk tingkat kemiskinan dan keamanan pangan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, dia mengatakan Indonesia tidak memiliki opsi lain selain berkontribusi dalam upaya pengurangan kenaikan suhu bumi dan penyelamatan lingkungan. Kontribusi tersebut bakal ditempuh melalui serangkaian upaya menuju transisi menuju energi bersih dan terbarukan.

Dalam upaya transisi energi hijau, Prabowo menyampaikan target Indonesia untuk mencapai net zero emission sebelum 2050 melalui sejumlah upaya, seperti peningkatan penggunaan biodiesel dan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ke energi baru terbarukan.

“Kami juga memiliki sumber daya panas bumi yang luar biasa, dan kami berencana untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan semua pembangkit listrik tenaga fosil dalam 15 tahun ke depan. Kami berencana untuk membangun lebih dari 75 gigawatt tenaga terbarukan dalam 15 tahun ke depan,” jelasnya.

Sebagai salah satu negara dengan hutan tropis terluas di dunia, Prabowo turut menyampaikan bahwa Indonesia berperan signifikan dalam menjaga keseimbangan iklim global. Prabowo menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan untuk mengimbangi peran hutan dalam menjaga suhu global.

“Indonesia terbuka untuk mengoptimalkan prospek 557 juta ton kredit karbon. Kami juga memiliki kapasitas penyimpanan karbon terbesar, dan kami tawarkan ini kepada dunia,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper