Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Alamtri ADRO di ESG Usai Spin-off Bisnis Batu Bara AADI

Prospek bisnis terbarukan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. ADRO terlihat menarik dengan sejumlah proyek di energi terbarukan usai spin-off bisnis batu bara
Karyawati beraktivitas di kantor PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di Jakarta./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di kantor PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) di Jakarta./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten portofolio Garibaldi 'Boy' Thohir PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) diperkirakan masih akan memiliki prospek yang menarik dengan bisnis terbarukan usai melakukan spin-off bisnis batu baranya, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI). 

Investment Analyst Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menuturkan setelah spin-off bisnis batu bara, emiten berkode saham ADRO itu akan mengembangkan smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Indonesia (KAI) di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN).

"Nantinya di akhir 2025 diharapkan jalan smelternya, sementara hydro power diharapkan jalan 2030," kata Hendriko dalam ulasannya di kanal Stockbit Sekuritas, Sabtu (24/11/2024).

Menurut Hendriko, kedua proyek tersebut akan menjadi mesin pertumbuhan bagi ADRO dan grup di bawahnya setelah melakukan spin-off bisnis batu bara. 

Sebelumnya, Presiden Direktur ADRO Garibaldi Thohir dalam wawancara bersama Tim Bisnis Indonesia menyampaikan ADRO menargetkan sebanyak 50% dari total pendapatan ADRO akan dihasilkan oleh bisnis non-batu bara termal pada 2030. 

Hal ini sejalan dengan komitmen ADRO dalam pernyataan Net Zero Emission Adaro yang telah dipublikasikan.

Sebagaimana diketahui, saat ini ADRO memiliki beberapa proyek diversifikasi ke energi baru terbarukan (EBT). 

Proyek diversifikasi tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 1,4 GigaWatt di Kalimantan Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalimantan Tengah.

“Kami memilih ke Hydro. Kami ingin core-nya [bisnis hijau] di hydro. Karena kalau kami bisa merealisasikan PLTA 1,4 GW, itu terbesar di Indonesia,” ujar Boy Thohir.

Selain melakukan transformasi melalui bisnis EBT, ADRO juga bertransformasi melalui Adaro Minerals. Menurutnya, pembangunan smelter aluminium dan perluasan pasar batu bara metalurgi mendukung visi ADRO untuk mengurangi ketergantungan terhadap bisnis batu bara termal.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper