Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Jitu Pertamina Tekan Emisi Lewat 337 Hutan Lestari

Pertamina terus menggencarkan program Hutan Lestari di 337 titik sebagai salah satu upaya menekan emisi rumah kaca.
VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Forum bertema Menuju COP30: Menguatkan Komitmen Untuk Mendukung Agenda Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (16/7/2025)./Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
VP CSR & SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Rudi Ariffianto menyampaikan pemaparan saat acara Bisnis Indonesia Forum bertema Menuju COP30: Menguatkan Komitmen Untuk Mendukung Agenda Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (16/7/2025)./Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) terus menggencarkan program Hutan Lestari yang saat ini berada di 337 titik sebagai salah satu upaya menekan emisi rumah kaca di berbagai wilayah. Hal ini termasuk dalam program sosial dan lingkungan yang sejalan dengan kebijakan pemerintah. 

Vice President CSR & SMEPP Management Pertamina Rudi Ariffianto mengatakan, pihaknya tak memungkiri bahwa transportasi, elektrifikasi, dan pembukaan lahan menjadi tiga sumber utama emisi. 

Hutan Lestari Pertamina kita bicara mengenai konservasi dan reforestasi yang melibatkan penanaman pohon mangrove dan pohon daratan, untuk mendorong ekonomi masyarakat berbasis perhutanan berkelanjutan,” kata Rudi dalam Bisnis Indonesia Forum, Rabu (16/7/2025). 

Dalam hal ini, dia menyoroti dampak dari deforestasi yang terjadi yang memicu perubahan iklim, pemanasan global, hingga meningkatkan kemungkinan bencana alam akibat erosi dan kehilangan daya serap air.

Dia pun mencontohkan kualitas udara yang memburuk, serta fenomena-fenomena cuaca ekstrem pada awal tahun 2025. Bahkan pada 2024, Indonesia mengalami banjir besar dengan ketinggian hingga 1–1,5 meter, sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi. 

“Meskipun kami di perusahaan telah berupaya mematuhi regulasi, kenyataannya kondisi lingkungan masih belum baik. Hal ini menunjukkan perlunya intervensi yang lebih luas dan korektif dari seluruh pihak,” jelasnya. 

Dalam hal ini, program Hutan Lestari Pertamina berfokus pada konservasi dan reforestasi melalui penanaman pohon secara makro. Program tersebut dirancang berdasarkan tiga prinsip utama, Hutan Lestari Berkelanjutan, Ketahanan Pangan, dan Bioenergi. 

“Kami berupaya memastikan masyarakat tetap bisa mendapatkan penghasilan dari hasil hutan secara legal dan berkelanjutan. Misalnya melalui pertanian hutan rakyat, agroforestri, atau pengolahan hasil hutan bukan kayu seperti madu dan rempah-rempah,” tuturnya. 

Di sisi lain, Hutan Lestari juga menjadi dukungan untuk program bioenergi. Pasalnya, dia melihat masih ada wilayah terpencil yang tidak memiliki akses energi. 

“Kami melakukan intervensi berupa penyediaan sumber energi terbarukan seperti mikrohidro, biogas, dan juga solar panel. Hal ini tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi juga mendukung pelestarian hutan,” jelasnya. 

Lebih lanjut, dia menerangkan sejumlah capaian program hutan lestari yang telah mencapai 337 titik lokasi, 13 di antaranya masuk dalam program Perhutanan Sosial. 

Adapun, sebanyak 8,29 juta pohon telah ditanam, 891 hektare hutan direhabilitasi dan 4.791 orang menerima manfaat langsung. Bahkan, program ini juga berdampak pada rata-rata pendapatan per tahun yang mencapai Rp3 miliar per kelompok/tahun, serta kapasitas serapan karbon 222.973 ton CO₂. 

“Salah satu contoh lokasi program kami adalah di kaki Gunung Agung, berdekatan dengan kawasan suci Pura Kancing Gumi. Wilayah ini pernah terkena dampak erupsi besar tahun 2019,” terangnya. 

Dalam hal ini, pihaknya melakukan reforestasi pada 5 hektare lahan, menanam 14.000 bibit tanaman keras dan ekonomis, mengembangkan produksi madu dan olahan hutan lainnya. 

Tak hanya itu, Pertamina juga memberikan pekerjaan kepada 35 orang lokal, mengembangkan agro-wisata dan camping ground, menyediakan sumber air dan energi (solar panel), mendatangkan sekitar 2.000 wisatawan per tahun hingga menghasilkan pendapatan hingga Rp123 juta per bulan.

“Lokasi ini juga berdekatan dengan fasilitas terminal BBM Pertamina [Integrated Terminal TBPM Magis] sehingga memiliki nilai strategis baik dari sisi lingkungan maupun keamanan,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper