Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan masih mendalami potensi kerusakan lingkungan yang timbul akibat aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat.
Pendalaman ini merupakan tindak lanjut setelah izin usaha pertambangan di kawasan tersebut dicabut oleh pemerintah.
“Saat ini tim sedang melakukan penelitian lebih detail. Sample sudah kami ambil, para ahli sudah didatangkan untuk kemudian merumuskan dan mudah-mudahan satu bulan sudah ada hasil,” kata Hanif setelah membuka Hari Lingkungan Hidup 2025 Expo dan Forum di Jakarta, Minggu (22/6/2025), dikutip dari Antara.
Hanif mengatakan kerusakan lingkungan di kawasan Raja Ampat memang telah terlihat secara kasat mata, tetapi pemeriksaan di laboratorium tetap dilakukan untuk membuktikan kerusakan secara ilmiah.
"Memang secara kasat mata kita sudah bisa melihat kerusakannya. Namun, secara saintifik memang harus dibuktikan dulu, baik melalui lab maupun dengan para ahli," tambahnya.
Dia mengatakan proses pendalaman dampak kerusakan oleh para ahli itu diperkirakan akan menghabiskan waktu sekitar satu bulan. Ketika hasil dari laboratorium tersebut telah dirilis, Kementerian Lingkungan Hidup akan segera melakukan pencabutan persetujuan lingkungan.
Baca Juga
Kementerian Lingkungan Hidup kini baru membekukan dua persetujuan lingkungan yang ada di wilayah tersebut. Sedangkan dua perusahaan lainnya belum memiliki persetujuan lingkungan.
Terkait PT Gag Nikel yang masih diizinkan beroperasi di wilayah tersebut, data KLH memperlihatkan bahwa perusahaan tersebut memiliki Penilaian Peringkat Kinerja Lingkungan (PROPER) yang baik dalam empat tahun berturut-turut perusahaan itu.
"Jadi benar-benar sebelum zaman saya itu nilainya bagus. Secara administrasi memang dia merupakan satu dari 13 perusahaan yang dibolehkan menambang. Kemudian secara teknis penambangan memang telah PROPER, artinya nilainya hijau dan biru," kata Hanif.