Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan Presiden Donald Trump mengusulkan peningkatan komposisi biofuel ke dalam bensin dan diesel di Amerika Serikat pada 2026.
Kebijakan ini dapat diartikan untuk menekan penggunaan pasokan biofuel impor, sebuah langkah yang diproyeksi memiliki implikasi signifikan bagi pasar energi global dan pergerakan ekonomi hijau.
Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), pada Jumat (13/6/2025), akan mewajibkan kilang minyak untuk mencampur 24,02 miliar barel biofuel ke dalam diesel dan bensin konvensional.
Angka ini hampir 8% lebih tinggi dari target 2025. Proposal ini muncul seiring upaya Presiden Trump merombak aspek-aspek program Standar Bahan Bakar Terbarukan (RFS) yang dibentuk Kongres dua dekade lalu, dengan tujuan utama mendorong permintaan domestik dan mendukung komunitas pedesaan di AS.
Administrator EPA Lee Zeldin dalam pernyataan pers yang dikutip Bloomberg, mengatakan pihaknya akan menciptakan sistem baru yang menguntungkan petani Amerika.
"Kami tidak bisa lagi terus mengikuti sistem yang sama di mana rakyat Amerika membayar untuk pesaing asing," ujarnya, dikutip Senin (16/6/2025).
Baca Juga
Pernyataan ini mempertegas fokus pemerintahan Trump pada penguatan produksi domestik dan pengurangan ketergantungan pada biofuel impor.
Pemerintahan Trump berharap kebijakan ini menjadi tonggak penting pertama dalam kebijakan bahan bakar terbarukan di masa kepemimpinannya.
Langkah ini memberikan gambaran jelas tentang bagaimana Trump akan menangani isu yang terbukti sangat kontroversial selama masa jabatan pertamanya. Pasalnya, Trump harus menyeimbangkan tuntutan yang sering kali saling bertentangan antara kilang minyak dan produsen etanol.
Setelah kabar ini tersebar, pasar merespons positif, terutama bagi pemasok etanol dan kedelai domestik. Misalnya, produsen etanol, Green Plains Inc. yang tercatat mengalami lonjakan produksi hingga 20%, atau mengalami kenaikan terbesar dalam lima tahun terakhir.
Tidak hanya itu, perusahaan lain seperti Archer-Daniels-Midland Co. naik 4,7% dan Bunge Global SA naik 5,7%. Harga berjangka minyak kedelai di Chicago juga melonjak hingga 6,2%.
Meskipun demikian, administrasi Trump masih belum memberikan jawaban terkait pengabulan permintaan pembebasan kuota tahun-tahun sebelumnya untuk beberapa kilang kecil dan mekanisme perhitungan volume yang dibebaskan.
EPA menyatakan masih menentukan cara mengatasi masalah tersebut, tetapi berharap akan menjelaskan hal itu sebelum kuota tahun 2026 dan 2027 diselesaikan.
Untuk diesel berbasis biomassa, yang umumnya terbuat dari kedelai dan minyak goreng bekas, EPA mengusulkan target berbasis kredit 2026 yang akan mencapai 5,61 miliar barel, atau meningkat 67% dari 3,35 miliar barel yang diwajibkan pada tahun ini.
Angka ini secara luas sejalan dengan apa yang diinginkan oleh pemangku kepentingan minyak dan biofuel skala besar, termasuk American Petroleum Institute dan Clean Fuels Alliance America.