Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft Corp menyetujui membiayai ekstraksi 18 juta ton karbon dioksida dari atmosfer yang akan menjadi salah satu pembelian kredit penghilangan karbon terbesar.
Raksasa komputasi awan dan AI tersebut telah menandatangani perjanjian dengan Rubicon Carbon, sebuah perusahaan yang dijalankan oleh mantan Eksekutif Bank of America Corp Tom Montag dan didukung oleh dana Rise Climate milik TPG Inc.
Kesepakatan tersebut mencakup penyerahan kredit karbon yang dihasilkan dari proyek yang menyerap CO2 dengan menanam pohon atau memulihkan lahan yang terdegradasi.
Menyedot sejumlah besar karbon dari atmosfer akan sangat penting jika bumi ini ingin terhindar dari tingkat pemanasan berlebihan yang dahsyat. Hal itu mendorong gelombang perusahaan rintisan yang mengeksplorasi berbagai teknik untuk menyedot CO2. Bagi Big Tech merupakan solusi yang semakin relevan karena pengembangan AI membawa serta kebutuhan energi yang tak terpuaskan.
Kemitraan dengan Microsoft, yang belum diungkapkan rincian keuangannya, merupakan transaksi terbesar Rubicon sejak didirikan 2,5 tahun lalu.
Montag, yang duduk di dewan Goldman Sachs Group Inc., mengatakan saat ini waktu yang tepat untuk melakukan transaksi sebesar itu.
Baca Juga
Di seluruh dunia, kapasitas untuk menghilangkan karbon dari atmosfer saat ini hanya sebagian kecil dari apa yang menurut para ilmuwan dibutuhkan. Perusahaan rintisan yang ingin mengisi kekosongan itu tengah menjajaki berbagai teknik mulai dari yang dikenal sebagai penangkapan udara langsung hingga apa yang disebut bioenergi dengan penangkapan dan penyimpanan karbon (BECCS) dan biochar.
Direktur Senior Energi dan Penghapusan Karbon Microsoft Brian Marrs mengatakan perusahaan ingin mencapai target karbon negatif pada 2030, merupakan pendukung awal industri penghapusan karbon dengan menandatangani beberapa kesepakatan di berbagai teknologi. Perusahaan tersebut juga merupakan investor terbesar dalam kredit penghapusan, setelah membeli lebih dari 20 juta ton di seluruh portofolionya.
“Kesepakatan ini menandakan permintaan jangka panjang untuk penghapusan karbon yang diperlukan untuk memobilisasi investasi tingkat infrastruktur dan pelaksanaan kelas dunia,” ucapnya.
Anne Finucane, yang mengepalai dewan Rubicon dan sebelumnya adalah wakil ketua di Bank of America, mengatakan bahwa lembaga nirlaba yang telah membentuk pasar karbon telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir telah“memberikan kerangka kerja yang sangat baik untuk integritas.
“Mekanisme pasar apa pun yang dirancang dengan cara itu tidak mungkin bertahan dan berkembang, karena tidak mengikuti prinsip-prinsip industri jasa keuangan. Pasar keuangan perlu turun tangan sekarang dan kredit karbon dapat menjadi solusi pasar yang nyata,” tuturnya.
Dia berharap kesepakatan antara Rubicon dan Microsoft akan membantu pasar karbon menarik lebih banyak investor. Transaksi dengan perjanjian pembelian selama 15 tahun mungkin sangat cocok bagi investor infrastruktur.
Montag merupakan salah satu dari sekelompok tokoh Wall Street terkemuka yang mempromosikan kompensasi atas apa yang dikenal sebagai pasar karbon sukarela, yang menurut BloombergNEF akan berkembang hingga lebih dari US$1 triliun pada tahun 2050. Namun, pasar kompensasi tersebut telah berjuang untuk mendapatkan daya tarik setelah serangkaian kemunduran.
“Pasar karbon sukarela masih kecil dan tidak tumbuh secepat yang kita inginkan,” kata Montag.
Kesepakatan 18 juta ton itu akan hampir 3 kali lipat dari penjualan kredit penghilangan karbon terbesar berikutnya dalam basis data cdr.fyi, meskipun data itu tidak mencakup proyek reboisasi.
Sementara itu, kesepakatan Microsoft dengan perusahaan rintisan Chestnut Carbon untuk menyediakan 7 juta ton kredit dari penanaman pohon di AS, dan transaksi terpisah untuk 8 juta kredit dengan BTG Pactual Timberland Investment Group, tampaknya menjadi kesepakatan terbesar hingga saat ini di pasar penghilangan berbasis alam sebelum transaksi Rubicon.
Dalam perjanjiannya dengan Microsoft, Rubicon akan mengambil kredit dari berbagai proyek penghijauan, reboisasi, dan revegetasi di seluruh dunia. Perusahaan berencana untuk melakukan uji tuntas, jaminan kualitas, dan pemantauan berkelanjutan terhadap kredit. Proyek yang terpilih juga harus memenuhi kriteria sains dan kualitas Microsoft.
“Setiap transaksi akan disusun untuk memberikan kredit selama periode 15 atau 20 tahun, dengan yang pertama akan dikirimkan sekitar tahun 2027. Tujuannya adalah untuk membawa skala dan keahlian ke pasar yang dapat menggunakannya,” katanya.