Bisnis.com, JAKARTA — Ribuan penduduk kota Byrnihat di India harus dilarikan ke rumah sakit akibat gangguan pernapasan. Kota kecil tersebut kini tercatat sebagai kawasan metropolitan paling tercemar di dunia menurut laporan kelompok lingkungan asal Swiss, IQAir.
Byrnihat yang terletak di perbatasan negara bagian Assam dan Meghalaya, wilayah yang selama ini dikenal dengan keindahan alamnya, menjadi rumah bagi ribuan penduduk yang kini terpapar polusi udara tinggi dan menderita berbagai penyakit. Para dokter menyebut sebagian besar keluhan kemungkinan besar disebabkan oleh paparan polutan secara terus-menerus, berdasarkan laporan Reuters.
Laporan IQAir menyebutkan konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 di Byrnihat mencapai 128,2 mikrogram per meter kubik pada 2024, atau lebih dari 25 kali lipat ambang batas aman yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
PM2.5 adalah partikel halus berukuran 2,5 mikron atau kurang yang dapat masuk ke paru-paru dan memicu penyakit jantung hingga kematian dini.
Data pemerintah menunjukkan jumlah kasus infeksi saluran pernapasan di kawasan tersebut meningkat dari 2.082 kasus pada 2022 menjadi 3.681 kasus pada 2024.
“Sebanyak 90 persen pasien yang kami tangani setiap hari datang dengan batuk atau gangguan pernapasan lainnya,” ujar Dr. J Marak dari Pusat Kesehatan Primer Byrnihat, dikutip Reuters, Senin (21/4/2025).
Selain gangguan pernapasan, warga setempat juga melaporkan gejala seperti ruam kulit, iritasi mata, gagal panen, hingga kesulitan menjalankan aktivitas rutin seperti menjemur pakaian.
“Semuanya tertutup debu dan jelaga,” kata seorang petani bernama Dildar Hussain.
Kondisi Byrnihat mencerminkan tren polusi yang lebih luas di India. Polusi tidak hanya terdeteksi di kota-kota besar seperti New Delhi, tetapi juga merambah ke kota-kota kecil seiring laju industrialisasi yang kian pesat dan mengabaikan perlindungan lingkungan.
Berbeda dengan wilayah India lainnya yang umumnya mengalami polusi berat saat musim dingin, udara di Byrnihat tercemar sepanjang tahun, menurut data pemerintah.
Dengan sekitar 80 industri beroperasi di wilayah itu, polusi juga diperparah oleh emisi kendaraan berat dan topografi kota yang berbentuk cekungan.
“Dikepung oleh perbukitan Meghalaya dan dataran Assam, tidak ada ruang bagi polutan untuk menyebar,” ujar Arup Kumar Misra, ketua dewan pengendalian polusi Assam.
Persoalan ini juga kian rumit karena letak geografis Byrnihat yang berada di perbatasan dua negara bagian, Assam dan Meghalaya. Hal ini membuat kedua pemerintah saling lempar tanggung jawab.
Namun sejak laporan IQAir dirilis pada Maret 2025, kedua pemerintah negara bagian telah sepakat membentuk komite bersama penanganan polusi di Byrnihat.
