Bisnis.com, JAKARTA — Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) menerapkan skema pembayaran jasa lingkungan (PJL) guna mendorong kolaborasi multisektor dalam upaya konservasi sumber daya air dari hulu hingga hilir.
VP General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan aksi kolektif pengelolaan sumber daya air terintegrasi dari hulu hingga hilir sebagai tekad perusahaan dalam membantu pemerintah menciptakan kelestarian lingkungan.
“Kami menyadari bahwa mendorong keberlanjutan merupakan langkah penting untuk memberikan dampak nyata bagi kelestarian lingkungan dan masyarakat," ujarnya dilansir Antara, Minggu (20/4/2025).
Untuk mewujudkannya, perusahaan secara konsisten terlibat aktif dalam pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi dari hulu hingga hilir di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah kegiatan operasional, termasuk penerapan pendekatan PJL di sub-DAS Pusur, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Skema PJL dengan memberikan insentif kepada masyarakat yang berperan aktif dalam konservasi sumber daya alam sekaligus memastikan terjaganya ketersediaan air.
"PJL mendorong kolaborasi antara industri, masyarakat, dan lembaga untuk menjaga ketersediaan air melalui insentif atas praktik konservasi terintegrasi," katanya.
Skema PJL telah diinisiasi AQUA bersama pemerintah daerah setempat, mitra LSM dan komunitas di berbagai wilayah sub DAS seperti Cicatih Jawa Barat, Kedunglarangan Jawa Timur, Rejoso Jawa Timur, Ayung Bali, dan Pusur Jawa Tengah.
Adapun pendekatan PJL memberikan penghargaan kepada masyarakat yang menerapkan teknik seperti sumur resapan, rorak, pupuk organik, dan agroforestri.
Industri berkontribusi melalui dukungan uang dan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang, sedangkan mitra LSM menjembatani koordinasi antar pihak serta menentukan nilai insentif berdasarkan faktor seperti kepemilikan lahan, pola tanam, dan jenis konservasi yang dilakukan.
Perusahaan bersama Pusur Institute menjalankan upaya konservasi terintegrasi di wilayah sepanjang sub DAS Pusur yang mana inisiatif yang telah dijalankan di kawasan hulu termasuk pengembangan Kecamatan Konservasi Tamansari, pembuatan sumur resapan, lubang biopori dan pembangunan Embung Tirta Mulya di Kabupaten Boyolali.
Di kawasan tengah, beberapa upaya yang dilakukan termasuk penerapan pertanian ramah lingkungan serta perbaikan jaringan irigasi, serta di kawasan hilir, program konservasi revitalisasi Jogo Toya Kamulyan bersama Forum Relawan Irigasi.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengapresiasi kolaborasi multipihak dalam menjalankan upaya pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan di wilayah sub-DAS Pusur.
Menurutnya, penerapan skema PJL di sub-DAS Pusur yang melibatkan partisipasi aktif multipihak dimana terjalin kolaborasi yang baik antar kelompok masyarakat seperti Pusur Institute, pelaku industri seperti AQUA, pemerintah Kabupaten Boyolali, dan pemerintah Kabupaten Klaten, membentuk sinergi yang mulus dalam upaya konservasi.
"Konservasi sumber daya alam dari hulu ke hilir sangat penting, karena ekosistem bersifat saling terhubung. Saya berharap skema PJL yang melibatkan berbagai sektor seperti ini dapat discale-up dan direplikasi di berbagai wilayah lainnya di Indonesia," katanya.