Bisnis.com, JAKARTA — Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan Asean Olivier Zehnder mengungkapkan ada ketertarikan perusahaan Swiss untuk membangun pembangkit listrik tenaga air alias PLTA di Indonesia.
Zehnder mengaku telah berdiskusi dengan sektor swasta terkait dengan rencana tersebut. Menurutnya, sektor swasta sudah menunjukkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Indonesia terutama dalam pembangunan bendungan PLTA.
"Kami punya nama-nama besar di sektor itu. Mereka tinggal menunggu kondisinya siap," ujar Zehnder dalam sela-sela acara Indonesia-Switzerland Hydropower Conference 2025 di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).
Hanya saja, dia menyatakan belum bisa memberi kepastian. Zehnder hanya mendorong agar pemerintah Indonesia menciptakan kondisi yang memungkinkan agar sektor swasta dari Swiss, entah itu bank atau lembaga keuangan lain, memutuskan untuk membangun PLTA.
Apalagi, menurutnya, Indonesia tidak akan bisa membangun PLTA seorang diri. Oleh sebab itu, Indonesia harus mencari mitra.
Kepala Pusat Bisnis Swiss Asean-Pasifik Roger Zbinden menambahkan bahwa perusahaan Swiss di bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik telah ada Indonesia selama lebih dari 100 tahun yaitu ABB.
Baca Juga
Zbinden mencontohkan, jika orang Indonesia mengecek sakelar di rumahnya maka kemungkinan besar sakelar tersebut buatan ABB.
"Ketika Indonesia membangun pembangkit listrik, di pembangkit listrik itu sudah ada banyak teknologi Swiss," klaim Zbinden pada kesempatan yang sama.
Swiss sendiri merupakan pemimpin global dalam pengembangan PLTA. Di Swiss, 60% listrik nasional dihasilka dari tenaga air.
Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko PLN Suroso Isnandar mengakui bahwa pemerintah memerlukan bantuan dari pihak swasta untuk kembangkan PLTA di Indonesia.
Apalagi, sambungnya, PLN sudah mengidentifikasi potensi sumber tenaga air di berbagai penjuru Indonesia seperti 13 gigawatt (GW) di Kalimantan, 7 GW di Sumatra lebih, dan 5 GW di Sulawesi.
Berdasarkan draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, Suroso juga menyatakan PLN berencana menambah kepasitas pembangkit listrik dari energi terbarukan sekitar 41,9 GW, yang 11,7 GW di antaranya dari tenaga air.
"Tentu saja itu kita kembangkan dengan membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ungkap Suroso pada kesempatan yang sama.