Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi Bali menerima 10 bus listrik hibah dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Korea atau Korea Selatan.
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bus listrik yang diberikan sebagai bentuk penghargaan Negeri Ginseng terhadap Bali yang gencar menerapkan kebijakan ramah lingkungan.
“Karena Bali dilihat sebagai provinsi yang menerapkan kebijakan ramah lingkungan dan yang dilihat itu adalah waktu mengeluarkan kebijakan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 tahun 2019 tentang Bali energi bersih dan Pergub Bali Nomor 48 Tahun 2019 tentang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai,” ujarnya dilansir Antara, Jumat (11/4/2025).
Menurut Pemerintah Korsel, kebijakan lingkungan Pemprov Bali sejalan dengan yang dilakukan negara setempat sehingga pemberian bus tersebut diharapkan komitmen terhadap lingkungan ini terus berjalan di kedua negara.
Pada penyerahannya, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Lee Byung-hwa membawakan satu unit bus listrik berukuran 12 meter, sementara sisanya menyusul dan akan didesain sesuai kondisi jalan Bali.
“Yang kami minta panjangnya 8 meter dan ukurannya lebih kecil supaya cocok dengan kondisi jalan yang ada di Bali, diperkirakan baru selesai dalam 7-8 bulan ke depan jadi 2026 awal mungkin baru bisa,” kata Koster.
Baca Juga
Dia menambahkan Pemerintah Korea Selatan tidak hanya memberi unit bus tetapi juga memberikan perangkat pengisian dayanya, sehingga jika dihitung bus yang nantinya akan berwarna merah putih hitam itu bernilai Rp75 miliar.
Adapun rencananya bus tersebut akan beroperasi Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita), terutama jalur ramai seperti lingkungan wisata dan kampus. Nantinya, tarif yang dikenakan pengguna bus tersebut tidak mahal sehinggga masyarakat bisa merasakan kendaraan umum bagus dan murah.
Sebab, dari perhitungannya bus listrik pengangkut 35 orang ini memerlukan biaya murah untuk pengisian dayanya.
Koster mencontohkan kendaraan dinasnya yang juga berbasis listrik, dimana jika menggunakan mobil berbahan bakar fosil atau BBM memerlukan Rp600.000 untuk perjalanan Denpasar-Buleleng pulang pergi, sementara mobil listriknya hanya Rp131.000.