Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenhut Pastikan Produk Kayu Indonesia Siap Hadapi EUDR

Kementerian Kehutanan mengemukakan Indonesia memiliki sistem verifikasi untuk memastikan produk kayu hasil hutan tidak berasal dari area deforestasi
Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh sejak awal 2019 hingga Juni 2023 telah kehilangan 1.324 hektare (Ha) tutupan hutan, hampir setara dengan lima kali luas kompleks Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hal ini terjadi akibat maraknya perambahan dan alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit./change.org
Suaka Margasatwa Rawa Singkil di Aceh sejak awal 2019 hingga Juni 2023 telah kehilangan 1.324 hektare (Ha) tutupan hutan, hampir setara dengan lima kali luas kompleks Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta. Hal ini terjadi akibat maraknya perambahan dan alih fungsi hutan ke perkebunan kelapa sawit./change.org

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kehutanan memastikan ekspor produk hasil hutan Indonesia siap menghadapi implementasi regulasi antideforestasi Uni Eropa yang tertuang dalam European Union Deforestation Regulation (EUDR).

Sebagaimana diketahui, EUDR bakal mulai berlaku pada akhir Desember 2025 bagi produsen skala besar. Regulasi ini memuat larangan masuknya komoditas pertanian yang terindikasi berasal dari lahan hasil deforestasi ke kawasan Uni Eropa.

“Untuk EUDR kami sudah siap. Kami siap mematuhinya dengan sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK untuk menjamin ketelusuran produk hasil hutan,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Kehutanan Dida Migfar Ridha, Jumat (21/2/2025).

EUDR sendiri menyasar sejumlah komoditas yang dihasilkan Indonesia seperti sawit, kedelai, karet, kakao, kopi hingga kayu. Untuk membuktikan produk ekspor tidak berasal dari kawasan deforestasi, para eksportir harus menuruti menyertakan lokasi geografis asal komoditas.

Dida mengemukakan bahwa SVLK telah menyertakan lokasi geografis untuk memenuhi syarat ekspor tersebut. Namun, dia juga berharap pihak Uni Eropa dan Indonesia berkoordinasi dan menyepakati peta acuan bersama.

“Di SVLK kini sudah dilengkapi dengan geolocation. Jadi ketika berinteraksi dengan pihak luar, langsung terdeteksi. Kami juga berkoordinasi dengan Uni Eropa agar peta yang menjadi acuan sama,” tambahnya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor produk kayu Indonesia ke Uni Eropa dalam kode HS 44 mencapai US$306,12 juta pada 2024, turun 3,04% dibandingkan dengan 2023 yang menembus US$315,72 juta. Adapun ekspor produk kayu pada 2022 menembus US$388,95 juta.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengatakan perubahan peta perpolitikan di negara anggota UE maupun kekuatan besar lainnya turut mempengaruhi arah kebijakan regional seperti EUDR.

Arif memberi contoh perkembangan terkini perpolitikan salah satu kekuatan besar UE. Mengutip Reuters, koalisi pemerintahan yang dipimpin Kanselir Olaf Scholz kolaps pada November 2024 dan negara tersebut bakal menggelar pemilihan umum pada 23 Februari 2025. Seiring dengan perkembangan ini, Alternative für Deutschland (AfD) dengan haluan ekstrem kanan mengemuka sebagai kekuatan baru.

“Jadi arah EUDR masih  belum diketahui karena perubahan-perubahan ini,” kata Arif dalam seminar internasional bertema regulasi antideforestasi UE yang digelar Rumah Sawit Indonesia, Rabu (19/2/2025).

Kembalinya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut Arif turut menambah ketidakpastian implementasi EUDR. Terlebih dengan sikap Trump yang cenderung tidak pro perubahan iklim dan adanya lobi politik dari pemangku kepentingan di AS.

“Asosiasi kedelai di Amerika Serikat juga telah menyatakan penolakan terhadap EUDR. Namun bukan karena mereka tidak menerapkan sustainability, tetapi lebih karena alasan politis yaitu, mengapa Amerika harus sustainable? Why do we have to do this? Itu pernyataan mereka sampaikan terhadap Uni Eropa,” tambahnya.

Arif mengatakan UE tidak menjelaskan secara resmi alasan penundaan EUDR. Namun pemerintah Indonesia melalui duta besar di 18 negara telah menyatakan protes atas rencana implementasi regulasi tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper