Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi radiasi untuk menangani limbah plastik dan potensi pemanfaatannya pada sektor industri.
Plt Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Anugerah Widiyanto mengatakan teknologi radiasi menawarkan solusi penting. Pasalnya, teknologi tersebut dapat mengatasi permasalahan limbah plastik dan menjadikan limbah sebagai bahan baku potensial bagi industri sehingga mendukung ekonomi sirkular.
Inovasi tersebut dilakukan usai BRIN ditunjuk Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk menjadi salah satu negara pilot program Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastics).
Setelah melakukan riset bersama mitra industri, teknologi tersebut berpotensi ditingkatkan untuk diuji coba pada skala komersial.
Menurutnya, implementasi teknologi radiasi dapat dijadikan contoh bagi negara lain. Adapun inovasi pemanfaatan tenaga nuklir untuk mendaur ulang sampah plastik bisa menuju ke tahap komersialisasi pada 2027 mendatang. Saat ini, proyek riset tersebut telah memasuki tingkatan kesiapan teknologi (TRL) tingkat 5 dan ditargetkan dapat mencapai TRL 7 pada 2027 mendatang.
“Pengembangan teknologi untuk mendukung pengelolaan limbah plastik serta pemanfaatannya sebagai bahan baku industri adalah sebuah keniscayaan yang perlu terus didorong,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (17/2/2025)
Baca Juga
Dalam pengembangan teknologi radiasi, Indonesia dapat memainkan peran sentral dalam kolaborasi ini di bawah payung kerja sama teknis IAEA, khususnya dalam kerangka inisiatif NUTEC Plastics.
“Pengalaman riset modifikasi polimer dengan menggunakan radiasi, serta kerja sama aplikasinya bersama sektor industri di Indonesia, menjadi aset penting untuk mendorong kepemimpinan Indonesia dalam kolaborasi ke depan bersama banyak negara di bawah kerangka kerja sama teknis IAEA khususnya proyek NUTEC Plastics,” katanya.
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN Tita Puspitasari menuturkan BRIN sebagai koordinator pelaksanaan proyek di Indonesia menggandeng berbagai pemangku kepentingan nasional. Kolaborasi ini menyinergikan pemanfaatan teknologi radiasi untuk mengatasi permasalahan limbah plastik, serta pemanfaatannya sebagai bahan baku industri guna mendukung pengembangan ekonomi sirkular.
Beberapa kolaborasi di antaranya melibatkan kerja sama dengan PT Polymindo Permata (Viro) untuk riset modifikasi polimer. Selain itu, pengaplikasiannya bisa dilakukan pada berbagai produk industri yang memiliki nilai ekonomi tinggi, utamanya produk komposit kayu plastik atau wood plastics composite (WPC) dan serat buatan atau artificial fiber.
“Proyek riset ini berpotensi dimanfaatkan lebih luas oleh industri nasional dan juga turut berperan dalam mengatasi limbah plastik yang volumenya terus meningkat, khususnya dengan memanfaatkan fasilitas iradiasi yang dikelola oleh BRIN,” ucap Tita.