Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan realisasi investasi subsektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) mencapai US$1,49 miliar atau setara Rp24 triliun (asumsi kurs Rp16.110 per dolar AS) per awal Desember 2024.
Mengacu data Kementerian ESDM, realisasi investasi tersebut masih belum mencapai target yang dipatok tahun ini sebesar US$2,6 miliar.
"Realisasi investasi adalah sebesar US$1,49 miliar," ucap Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiyani Dewi dalam acara Apresiasi Kinerja Stakeholder EBTKE 2024 di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Dia mengatakan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari energi panas bumi mencapai Rp2,08 triliun. Sementara itu, PNBP dari Balai Besar Survei dan Pengujian (BBSP) KEBTKE mencapai Rp29 miliar.
Adapun, proporsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional saat ini baru mencapai 13,93%. Eniya pun menargetkan proporsi EBT bisa mencapai 14,1% pada akhir 2024 ini.
Sementara itu, tambahan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan mencapai 547,41 megawatt (MW) per Desember 2024. Dengan begitu, total kapasitas pembangkit EBT saat ini mencapai 14.110 MW.
Baca Juga
"Dan tentu saja dengan adanya capaian tersebut, kita bisa mendapatkan ciptaan lapangan kerja baru sebesar 13.285 green jobs. Ini capaian kita semua," sambung Eniya.
Dia menyampaikan, sektor EBTKE akan menjadi hal penting dalam 5 tahun ke depan. Hal ini seiring dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar transisi energi dilakukan secara maksimal.
Oleh karena itu, pihaknya pun akan terus mendukung dan dan menjalankan perintah Prabowo mewujudkan transisi energi.
"Pak Presiden selalu menyampaikan bahwa ada tiga hal yang harus kita swasembadakan, yaitu food, energy, and water. Dalam rangka merealisasikan hal tersebut, strategi utama yang kita lakukan pada saat ini adalah tentu saja berbagai hal," tutur Eniya.