Bisnis.com, JAKARTA — Pendanaan iklim dari negara-negara kaya untuk negara miskin dan berkembang yang terdampak perubahan iklim, seperti dongeng belaka yang diulang di meja perundingan COP setiap tahun. COP29 di Baku, Azerbaijan tahun ini, menghadirkan kembali skeptisisme yang sudah menjulang mengenai pemenuhan janji pendanaan iklim dari negara-negara industri yang lebih dulu menjadi polutan terbesar dunia.
Histori yang paling jelas yakni janji menyalurkan dana senilai US$100 miliar per tahun untuk negara miskin dan berkembang yang disepakati pada 2009. Target itu terbukti kontroversial karena tidak terpenuhi hingga 2022, dan hanya mewakili sebagian kecil dari dana yang dibutuhkan.