Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia baru mengalami tornado pertama di Rancaekek, namun negara ini mengalami ribuan tornado sepanjang tahun.
Pada Rabu (21/2/2024), terjadi bencana tornado pertama di Indonesia tepatnya di kawasan Rancaekek, Jawa Barat. Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi mengatakan, peristiwa itu merupakan kejadian cuaca ekstrem yang memperlihatkan karakteristik puting beliung yang sangat kuat.
Hal ini ditandai dengan area terdampak yang luas serta intensitas yang sangat kuat. Dalam bahasa Inggris, istilah puting beliung dikenal sebagai microscale tornado atau tornado skala kecil, lantaran ukurannya yang lebih kecil daripada tornado yang biasa terjadi di daerah lintang menengah.
Sementara itu, definisi tornado adalah kolom udara yang sempit dan berputar dengan keras yang memanjang dari badai petir hingga ke tanah. Karena angin tidak terlihat, maka sulit untuk melihat tornado kecuali jika angin tersebut membentuk corong kondensasi yang terdiri dari tetesan air, debu, dan puing-puing. Tornado bisa menjadi salah satu fenomena paling dahsyat dari semua badai atmosfer yang kita alami.
Di luar Indonesia, banyak negara sering mengalami bencana tornado. Menurut badan National Severe Storm Laboratory,tornado terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Australia, Eropa, Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Bahkan di Selandia Baru dilaporkan setiap tahun terjadi 20 peristiwa tornado. Argentina dan Bangladesh juga dikategorikan negara yang mengalami intensitas tornado yang tinggi.
Masih menurut badan itu, Amerika Serikat menempati peringkat teratas bencana tornado di mana rata-rata setiap tahun terjadi 1200 kejadian tornado.
Baca Juga
“Karena catatan resmi tornado hanya berasal dari 1950, kami tidak mengetahui jumlah rata-rata sebenarnya tornado yang terjadi setiap tahun. Selain itu, metode pengamatan dan pelaporan tornado telah banyak berubah selama beberapa dekade terakhir, yang berarti kami mengamati lebih banyak tornado yang benar-benar terjadi.,” kata badan itu di laman resminya, nssl.noaa.gov, dilansir Sabtu (24/2/2024).
Seperti musim hujan atau kemarau di Indonesia, di negeri Paman Sam, ada yang disebut musim tornado. Hal ini biasanya mengacu pada rentang waktu yang paling banyak mengalami tornado. Puncak dari musim tornado di daerah misalnya Texas, Oklahoma, dan Kansas terjadi dari Mei hingga awal Juni.
Di pesisir Teluk, saat ini terjadi lebih awal pada musim semi. Di kawasan utara dan Midwest bagian atas seperti Dakota Utara dan Selatan, Nebraska, Iowa, Minnesota, musim tornado terjadi pada Juni atau Juli. Meski demikian, tornado bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun, siang atau malam, namun sebagian besar tornado terjadi antara pukul 16.00-21.00 waktu setempat.
Badan ini pun menjelaskan bahwa tornado yang paling merusak terjadi dari supercell, yaitu badai petir yang berputar dengan sirkulasi radar yang jelas yang disebut mesocyclone. Supercell juga dapat menghasilkan hujan es yang merusak, angin non-tornadik yang dahsyat, seringnya kilat, dan banjir bandang.
Pembentukan tornado diyakini terutama ditentukan oleh hal-hal yang terjadi pada skala badai, di dalam dan sekitar mesocyclone. Teori dan hasil terbaru menunjukkan bahwa ketika mesosiklon sedang berlangsung, perkembangan tornado berkaitan dengan perbedaan suhu di tepi aliran udara bawah yang membungkus mesosiklon.
Studi pemodelan matematis tentang pembentukan tornado juga menunjukkan bahwa hal itu dapat terjadi tanpa pola suhu seperti itu; dan faktanya, sangat sedikit variasi suhu yang diamati di dekat beberapa tornado paling merusak dalam sejarah di AS, pada 3 Mei 1999.