Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), fokus untuk mengembangkan mineral kritis dan mineral strategis ke depan secara lebih intensif.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif mengungkapkan bahwa pemerintah mempunyai perhatian khusus terhadap pengembangan komoditas mineral kritis dan mineral strategis ke depan.
"Mineral kritis dan mineral strategis nantinya akan diarahkan kepada tiga industri strategis," ujarnya, dalam pernyataan resmi, Minggu (4/2/2024).
Industri strategis yang pertama, ungkap Irwandy, adalah industri yang terkait dengan kendaraan listrik atau industri baterai mobil listrik dan motor listrik. Industri tersebut, menurutnya, ekosistemnya akan membutuhkan mineral strategis dan mineral kritis yang sangat banyak.
"Nanti akan ada pembahasan bagaimana produk tembaga dan emas yang akan dikembangkan setelah seleseainya smelter di gresik oleh Freeport dan di Nusa Tenggara Barat oleh Amman Mineral, yang akan merubah produk tembaga kita dari konsentrat tembaga ke katoda tembaga secara keseluruhan dan dari anodanya akan menghasilkan emas," jelasnya.
Hal tersebut, sambung Irwandy, juga akan menunjang terhadap industri strategis yang kedua, yaitu industri terkait energi solar atau energi matahari, baik baterai maupun panel surya.
Baca Juga
Industri energi matahari, jelasnya, juga membutuhkan kuarsit atau pasir kuarsa yang kualitasnya akan ditingkatkan, sehingga bisa membentuk komponen-komponen atau ekosistem di dalam industri energi solar.
"Dan yang terakhir, yang ketiga, Industri Strategis yang menjadi perhatian pemerintah dalam konsumsi mineral strategis dan kritis adalah untuk industri pertahanan dan industri kesehatan," jelasnya.
Untuk itu, Irwandy menegaskan kebijakan pertambangan terkait mineral kritis dan mineral strategis ke depan, di antaranya diarahkan untuk peningkatan eksplorasi sumber daya cadangan minerba, termasuk potensi logam tanah jarang dan mineral kritis yang memiliki nilai ekonomi dan bermanfaat dalam kebutuhan teknologi di masa depan.
Selain itu, pemerintah juga akanmendorong lebih intensif kemandirian dan pemenuhan bahan baku industri dari komoditas yang ada di dalam negeri dengan melakukan peningkatan nilai tambah mineral atau hilirisasi.
"Serta dengan menaruh perhatian kepada mineral strategis pada mineral utama, ikutan, dan sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian dan juga mineral kritis," tandasnya.
Sebagai informasi, melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Penetapan Jenis Komoditas Yang Tergolong Dalam Klasifikasi Mineral Kritis, pada Oktober 2023, pemerintah menetapkan sebanyak 47 komoditas mineral yang masuk dalam klasifikasi mineral kritis.
Daftar 47 Komoditas Mineral Kritis
- Aluminium, berasal dari komoditas tambang bauksit
- Antimoni, berasal dari komoditas tambang antimoni
- Barium, berasal dari komoditas tambang barit
- Berilium, berasal dari komoditas tambang berilium
- Besi, berasal dari komoditas tambang bijih besi, pasir besi
- Bismut, berasal dari komoditas tambang bismut
- Boron, berasal dari komoditas tambang boron
- Kadmium, berasal dari komoditas tambang cadmium
- Feldspar, berasal dari komoditas tambang feldspar
- Fluorspar, berasal dari komoditas tambang fluorspar
- Fosfor, berasal dari komoditas tambang fosfat
- Galena, berasal dari komoditas tambang galena
- Galium, berasal dari komoditas tambang galium
- Germanium, berasal dari komoditas tambang germanium
- Grafit, berasal dari komoditas tambang grafit
- Hafnium, berasal dari komoditas tambang hafnium
- Indium, berasal dari komoditas tambang indium
- Kalium, berasal dari komoditas tambang kalium
- Kalsium, berasal dari komoditas tambang kalsium
- Kobal, berasal dari komoditas tambang kobal
- Kromium, berasal dari komoditas tambang kromit
- Litium, berasal dari komoditas tambang litium
- Logam Tanah Jarang, berasal dari komoditas tambang logam tanah jarang
- Magnesium, berasal dari komoditas tambang magnesium
- Mangan, berasal dari komoditas tambang mangan
- Merkuri, berasal dari komoditas tambang sinabar
- Molibdenum, berasal dari komoditas tambang molibdenum
- Nikel, berasal dari komoditas tambang nikel
- Niobium, berasal dari komoditas tambang niobium
- Palladium, berasal dari komoditas tambang palladium
- Platinum, berasal dari komoditas tambang platina
- Ruthenium, berasal dari komoditas tambang ruthenium
- Selenium, berasal dari komoditas tambang selenium
- Seng, berasal dari komoditas tambang seng
- Silika, berasal dari komoditas tambang pasir kuarsa, kuarsit, kristal kuarsa
- Sulfur, berasal dari komoditas tambang belerang
- Skandium, berasal dari komoditas tambang skandium
- Stronsium, berasal dari komoditas tambang stronium
- Tantalum, berasal dari komoditas tambang tantalum
- Telurium, berasal dari komoditas tambang telurium
- Tembaga, berasal dari komoditas tambang tembaga
- Timah, berasal dari komoditas tambang timah
- Titanium, berasal dari komoditas tambang titanium
- Torium, berasal dari komoditas tambang torium
- Wolfram, berasal dari komoditas tambang wolfram
- Vanadium, berasal dari komoditas tambang vanadium
- Zirkonium, berasal dari komoditas tambang zirkon