Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emisi PLTU Batu Bara AS Alami Kenaikan dan Capai Level Tertinggi

Selama 5 bulan pertama tahun 2025, emisi sektor listrik AS dari pembakaran bahan bakar fosil naik 5% menjadi sekitar 640 juta metrik ton.
Asap hasil pembakaran pembangkit batu bara yang menyumbang hampir separuh pasokan energi di Asia Pasifik. /Bloomberg-Taylor Weidman
Asap hasil pembakaran pembangkit batu bara yang menyumbang hampir separuh pasokan energi di Asia Pasifik. /Bloomberg-Taylor Weidman

Bisnis.com, JAKARTA — Emisi sektor listrik Amerika Serikat (AS) sudah mencapai level tertinggi dalam tiga tahun. Angka ini kemungkinan akan terus meningkat selama bulan-bulan puncak musim panas karena penggunaan sistem pendingin udara yang lebih besar mendorong peningkatan produksi dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas alam.

Berdasarkan data Ember, selama 5 bulan pertama tahun 2025, emisi sektor listrik AS dari pembakaran bahan bakar fosil naik 5% menjadi sekitar 640 juta metrik ton. 

Dilansir Reuters, peningkatan emisi sekitar 32 juta ton dari bulan yang sama tahun lalu terutama berasal dari peningkatan penggunaan batu bara dalam bauran pembangkit listrik AS karena perusahaan listrik sejauh ini telah mengurangi penggunaan gas alam dari tahun lalu setelah harga gas naik.

Namun, perusahaan listrik mulai meningkatkan produksi dari batu bara dan gas untuk memenuhi permintaan listrik yang lebih tinggi dari rumah dan bisnis yang terkait dengan penggunaan AC yang boros listrik. Tren produksi yang lebih tinggi tersebut pada gilirannya akan semakin meningkatkan total polusi sektor listrik. Bahkan, saat produksi listrik dari sumber daya bersih seperti pembangkit listrik tenaga surya mencapai rekor tertinggi.

Data dari LSEG, selama paruh pertama tahun 2024, pembangkit listrik tenaga batu bara AS naik sebesar 14% dari periode yang sama pada 2024 menjadi 14,9 juta megawatt jam (MWh).

Pendorong utama di balik peningkatan penggunaan batu bara adalah kenaikan tajam harga gas alam selama kuartal I tahun ini, yang memberikan tekanan biaya baru pada utilitas dan memacu penggunaan batu bara yang lebih murah dalam campuran pembangkitan.

Harga gas alam berjangka Henry Hub yang menjadi harga acuan utama untuk gas alam AS telah mencapai rata-rata sekitar US$3,53 per juta British thermal unit (BTU) sepanjang tahun ini. Hal itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata US$2,15 per BTU selama paruh pertama tahun 2024.
Sebagai akibat dari lonjakan biaya gas lebih dari 60% itu, produksi listrik tenaga gas selama Januari hingga Juni turun 4,2% menjadi 31,8 juta MWh. 

Proporsi tenaga batu bara yang lebih tinggi dalam campuran pembangkit listrik AS berdampak besar pada emisi secara keseluruhan. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara mengeluarkan sekitar 950.000 metrik ton karbon dioksida per terawatt jam produksi listrik. Hal itu sebanding dengan sekitar 540.000 ton karbon dioksida (CO2) per TWh dari pembangkit listrik berbahan bakar gas. Hal tersebut juga menjadi alasan emisi bahan bakar fosil secara keseluruhan telah meningkat jauh lebih tajam daripada output listrik bahan bakar fosil sejauh tahun ini.

AS memiliki dua periode puncak penggunaan listrik yang terdefinisi dengan baik setiap tahun untuk pemanasan selama musim dingin dan untuk pendinginan selama musim panas. Selama lebih dari satu dekade, penggunaan listrik selama musim panas telah melampaui kebutuhan listrik selama musim dingin, karena unit pendingin udara membutuhkan volume listrik yang lebih besar daripada sistem pemanas.

Tahun ini, tren berlanjut setelah beberapa wilayah di AS dilanda gelombang panas yang memecahkan rekor selama paruh kedua bulan Juni dan diperkirakan mengalami gelombang panas lebih lanjut selama bulan Juli, Agustus, dan hingga September.

Untuk memenuhi peningkatan penggunaan listrik yang diakibatkannya, perusahaan utilitas akan membutuhkan output daya yang lebih besar dari semua sumber produksi tetapi terutama dari bahan bakar fosil yang dibutuhkan untuk memenuhi sebagian besar penggunaan sistem pada malam hari saat pembangkitan tenaga surya berhenti.

Harga gas tetap jauh di atas level tahun lalu, sebagian besar sistem pembangkitan listrik akan terus memprioritaskan peningkatan output dari batu bara yang relatif lebih murah daripada gas yang lebih mahal. Diproyeksikan, terjadi peningkatan baru dalam emisi listrik karena adanya peningkatan penggunaan listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper