Bisnis.com, JAKARTA - PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) meresmikan fasilitas produksi panel surya di Kawasan Industri Kendal (KIK) pada Kamis (19/6/2025).
Pabrik panel surya itu merupakan hasil kolaborasi Trina Solar Co Ltd, PT Daya Sukses Makmur Selaras selaku anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), serta PT PLN Indonesia Power Renewable.
Direktur TMAI, Ooi Kok Tiong, menyebut bahwa kehadiran pabrik ini diproyeksikan menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun. Pada fase operasional, pabrik ditargetkan menghasilkan nilai ekonomi mencapai Rp1 triliun per tahun.
"Pabrik ini telah siap beroperasi menggunakan teknologi i-TOPCon Advanced generasi terbaru yang mampu menghasilkan panel surya dengan daya hingga 720 Wp per panel dan efisiensi tertinggi di kelasnya, mencapai 23,2%," ujar Lokita Prasetya, Wakil Direktur Utama TMAI.
TMAI sendiri mengucurkan investasi lebih dari Rp1,5 triliun di kawasan industri yang juga mengantongi status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Jawa Tengah itu. Adapun jumlah tenaga kerja yang mampu diserap mencapai 640 orang.
Adapun keberadaan pabrik panel surya terintegrasi itu diyakini bakal mendorong kemandirian sektor energi baru terbarukan (EBT).
Mengutip data Institute for Essential Services Reform (IESR) per Juni 2024, kapasitas produksi modul surya dalam negeri meningkat sebesar 2,3% Namun, efisiensi dan daya saing harga produk lokal masih kalah dibandingkan produk impor.
Hadirnya fasilitas produksi panel surya diharapkan dapat menjawab rencana pemerintah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) secara masif.
Baca Juga
Saat ini, pengembangan industri ini masih menghadapi banyak tantangan lantaran belum terbentuknya ekosistem rantai pasok yang efisien.
Adapun, dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034, penambahan kapasitas PLTS ditargetkan mencapai 17,1 gigawatt (GW).
Porsi ini menjadi yang terbesar di antara rencana penambahan pembangkit energi baru terbarukan yang ditarget mencapai 42,6 GW secara keseluruhan. Sebelumnya, pada RUPTL 2021-2030, kontribusi PLTS hanya sebesar 4.680 megawatt (MW) atau 12% dari total kapasitas listrik EBT baru sebesar 40,6 GW.