Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesadaran Gaya Hidup Sehat Semakin Meningkat, Ini Manfaatnya

Gaya hidup sehat berkembang dari sekadar kebiasaan menjadi strategi hidup yang penuh kesadaran.
Ilustrasi hunian sehat. /istimewa
Ilustrasi hunian sehat. /istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Kesadaran akan pentingnya keseimbangan hidup kini mendorong masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan pandemi Covid-19 membuka mata banyak orang terhadap pentingnya hidup berkualitas. Gaya hidup sehat berkembang dari sekadar kebiasaan menjadi strategi hidup yang penuh kesadaran dimana menjadi sebuah transformasi menuju hidup yang lebih tenang, produktif, dan bermakna.

“Kesadaran tentang pentingnya bukan hanya hidup panjang umur, tapi hidup yang berkualitas, itu muncul jelas karena pandemi,” ujarnya, Senin (2/6/2025). 

Adapun berdasarkan data Kementerian Kesehatan, 70% masyarakat perkotaan kini rutin berolahraga minimal tiga kali seminggu. Angka ini naik drastis 40% dari 2020. Hal ini menandakan pergeseran nyata dalam kesadaran gaya hidup aktif.  

Menurutnya, hidup sehat kini tidak lagi ekadar rajin berolahraga atau mengonsumsi makanan bergizi tetapi pentingnya keseimbangan menyeluruh mulai dari kesehatan jiwa, kesadaran diri, hingga detoksifikasi digital.

“Konsep sehat yang sebenarnya adalah kesehatan yang paripurna. Raganya, jiwanya, dan kesadarannya semua selaras. Pola makan sehat juga mengalami perubahan positif. Makanan cepat saji mulai ditinggalkan, digantikan dengan makanan organik dan menu berbasis sayuran,” katanya. 

Selain itu, hunian yang layak huni menjadi faktor sangat penting dalam mendukung kesehatan. Tren hidup sehat tidak berhenti pada tubuh dan pikiran saja tetapi lingkungan tempat tinggal pun menjadi faktor krusial. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 65,25% rumah tangga di Indonesia kini menempati rumah yang memenuhi kriteria layak huni.

Namun, angka ini juga menunjukkan bahwa hampir 35% lainnya masih tinggal di hunian yang belum memenuhi standar kesehatan dan kenyamanan. Di daerah seperti Papua Pegunungan hanya sekitar 4,44%, sedangkan Yogyakarta rumah layak huni sudah mencapai 86,68%. 

Lingkungan yang sehat tidak hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga memperkuat hubungan sosial. Taman dan ruang terbuka hijau menjadi tempat penting untuk berinteraksi dan berekreasi sehingga menurunkan konflik sosial.

“Kalau kita saling mengenal, kita lebih percaya, dan kalau lebih percaya, konflik berkurang. Kesadaran kesehatan yang terjadi selama Pandemi Covid-19 juga terkait dengan rumah bukan lagi sekadar tempat tinggal tetapi pusat segala aktivitas dan sumber ketenangan. Waktu itu, kita hidup dalam isolasi, di dalam kotak bernama rumah dan laptop. Kalau lingkungan ini tidak sehat, maka ujungnya adalah penyakit fisik dan mental,” ucapnya. 

Dia menilai saat ini banyak kawasan hunian yang memberikan lingkungan sehat. Dia mencontohkan kawasan Serpong yang terus berkembang dan mendukung gaya hidup Sehat. Hal ini karena banyaknya area terbuka hijau, jalur pedestrian yang rapi dan rindang, dan fasilitas olahraga 

“The Springs, kawasan premium di Summarecon Serpong yang dirancang untuk mendukung kehidupan yang lebih aktif dan seimbang. Gaya hidup sehat di sini juga didukung oleh pilihan kuliner yang menyehatkan. Di Ruko Goldfinch menawarkan menu yang cocok untuk pola makan yang lebih seimbang,” tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper